Postingan

Pembebasan Konstantinopel; Sentuhan Cinta Ibu Dalam Doa Dan Harap

Gambar
Hari ini, 570 tahun yang lalu, bertepatan dengan 29 Mei 1453, Sultan Muhammad II Al Fatih bersama pasukannya berhasil menembus Konstantinopel melalui pintu Erdine dan mengibarkan bendera Turki Utsmani di puncak kota. Sultan Muhammad Al Fatih kemudian menaiki kudanya dan memasuki kota menuju Gereja Hagia Sophia. Beliau melaksanakan sholat di dalamnya dan mengubah bangunan tersebut menjadi masjid. Sultan Muhammad II Al Fatih adalah penguasa Turki Utsmani yang berhasil menaklukkan kekaisaran Romawi Timur atau Byzantium. Dia dikenal sebagai pemimpin Islam yang visioner, kuat dan tawadhu. Ahli dalam bidang militer, sains, dan matematika, juga seorang penghafal Quran.   Pada usia 21 tahun, penguasa yang sangat menghormati ulama ini telah berhasil menguasai 6 bahasa. Ia pun menjadi salah satu pemimpin besar dalam sejarah Islam.   Sebagai seorang ibu, dalam menapaktilasi sejarah ini, tentu tak luput pula saya menandai peran luar biasa dari seorang ibunda Muhammad Al Fatih, Huma hatun. Ia yang

Islamic Boarding School atau Pesantren ?

Gambar
Tahun ini, si sulung menyelesaikan tahapan pendidikannya di sebuah Islamic Boarding School, di kota Subang. Tiga tahun di jenjang SMP dan berlanjut tiga tahun berikutnya di jenjang SMA. Si tengah juga akan berlanjut ke jenjang SMA dan si bungsu InsyaAllah juga mengawali jenjang SMP di tempat yang juga sama dengan kedua kakaknya. Islamic Boarding School atau Pesantren ? Sebenarnya kami tidak terlalu memusingkan makna boarding school atau pesantren. Buat kami, keduanya memang memiliki nama yang berbeda, namun sejatinya keduanya haruslah memiliki satu makna yang sama. Ketika sebagian orang menganggap bahwa Islamic Boarding School sangat berbeda dengan pesantren, kami tidaklah  demikian. Kami menganggap, keduanya adalah satu tempat dengan pendekatan pembinaan yang sama. Mereka semua adalah santri, entah apakah mereka menyebut tempat itu sebagai boarding school, bukan pesantren. Maka sejatinya, dalam sebuah lingkungan pendidikan berbasis boarding atau pesantren, yang akan dijalani ana

Hadza Min Fadhli Robbi..

Gambar
Ramadhan tahun ini, istimewanya terasa lebih membuncah dari ramadhan-ramadhan sebelumnya. Tepat hari Jumat, 4 Ramadhan kemarin, si sulung menyampaikan kabar kalau ia sudah bisa menyelesaikan hafalannya dan tinggal menunggu prosesi simboliknya yang baru akan dilaksanakan beberapa hari kemudian menyesuaikan jadwal kegiatan boardingnya. 4 Ramadhan, bertepatan pula dengan hari kelahirannya berbilang tahun yang lalu.  Hadza min fadhli robbi.. Semoga Allah berkahi. Teringat dulu, selepas jenjang sekolah dasar ia memutuskan memilih melanjutkan sekolah di pesantren / boarding school yang tidak hanya fokus pada Alquran, tetapi juga mempelajari bidang ilmu-ilmu umum lainnya. Saat itu, ia sendiri yang berjanji pada dirinya, walaupun aktivitas di pesantren nanti akan membuatnya berjuang lebih keras untuk menghafal Alquran karena juga sekaligus mempelajari ilmu-ilmu umum lainnya, ia mengharuskan diri untuk bisa. Bukankah Alquran adalah juga pondasi keilmuan lainnya ? Bukankah seorang muslim adalah

Lintasan Rasa ; Pandemi Belum Mereda

Gambar
Qadarullah, rencana anak-anak kembali ke asrama pada semester genap dibatalkan. Proses 'karantina' mandiri yang disyaratkan sebelumnya untuk mereka kembali ke asrama,  dilanjut ikhtiar 'isoman', setelah  salah satu anggota keluarga besar kami ( kakak ) Allah ujikan dengan wabah covid dan harus mendapat perawatan di RS. Mohon doanya, semoga Allah segera angkat penyakitnya dan bisa segera kembali pulih serta Allah berikan pula kami sekeluarga kesehatan. Untuk anak-anak, artinya PJJ kembali akan berlanjut hingga akhir semester.  Kata mereka sih, nano-nano rasanya.  " Nggak terlalu sedih, nggak terlalu senang juga sih. Hmm..gimana ya jelasin perasaannya. Ya , manis, asin, asem gitu deh...? "🤣🤣 ( tuh, kaya permen nano-nano, kan ? ). Belajar dari pengalaman semester lalu, tampaknya mereka memang sudah lebih bisa siap menikmati proses PJJ nya,  'meluaskan rasa' untuk banyak hal yang pahit sekalipun. Eh, bukan mereka aja sih yang belajar. Kita semua, orangtu

Setiap Kita Adalah Pendidik

Gambar
Mendidik adalah merengkuh hati, menautkan rasa pada sepetak jiwa, menggoreskan bait-bait laku nan melanggengkan perangai yang diharapkan tumbuh membersamai setiap detik kehidupan anak manusia.  Mendidik adalah memahat hati dengan teramat hati-hati. Memoles jiwa dengan sepenuh rasa dan karsa. Sungguh, memang tak mudah melakoninya. Ia memerlukan ketulusan jiwa, keluasan hati dan kekuatan cinta.  Karena sejatinya, mendidik adalah menyelami hati dengan perjuangan panjang berliku nan melelahkan, yang tentunya juga memerlukan hati yang sepadan. Tak bisa disyaratkan dengan angka-angka diatas kertas sebagai nilai tulusnya pengabdian ataupun nominal-nominal pada slip kwitansi bernarasi imbalan. Tak cukup pula dihargai dengan lembar-lembar hasil sertifikasi sebagai bukti potensi  atau bertumpuk ijazah sebagai identitas kualitas diri. Mendidik seringkali membutuhkan kesahajaan dalam berharap penghargaan atau imbalan. Karena sejatinya, semua keikhlasan dan pengorbanan dalam setiap pros

Bait Aksara Tentang Seorang Rahmah El Yunusiyah

Gambar
Rahmah el Yunusiyah sudah lama tiada. Namun seperti sebuah pepatah ; harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama. Dan, sejarah pun bersuara tentang jejak yang ditinggalkan tokoh sejarah pendidikan negeri ini pada semesta. Rahmah el Yunusiyah. Namanya mungkin baru-baru saja marak terdengar dibeberapa bilangan tahun terakhir di negeri ini. Padahal, harum wewangian jejak cintanya kepada bumi pertiwi sudah lebih dulu menyebar memesona, hingga di negeri jiran bahkan menjadi salah satu pondasi ruang kawah peradaban ilmu di sebuah negeri para nabi yang kini banyak pula menghasilkan para ulama hebat di seluruh penjuru dunia. Gelar syaikhoh pertama pun tersematkan sebagai bentuk penghargaan dari Universitas Al Azhar, sebuah kawah pendidikan Islam tertua di dunia ini. Bukanlah gelar yang beliau jadikan tujuan. Namun sebuah pembenahan atau pelurusan  pada bentuk pengamalan yang sebenarnya dia perjuangkan. Meluruskan pemahaman tentang pengabdian manusia kepada tit

Ketika Peluang Kebaikan Itu Datang

Gambar
Pandemi, menghadirkan banyak cerita dalam setiap hari yang kita lewati saat ini. Silih berganti, beberapa aktifitas kita sebagian besar beralih pada dunia virtual. Berbatas layar beberapa inch, namun sanggup menghubungkan wajah-wajah yang terpisah jarak bahkan hingga ribuan kilometer. Sunnatullah roda kehidupan, berada pada titik masa otak manusia menemukan jalan menciptakan teknologi yang mungkin tak pernah terbayangkan oleh generasi-generasi sebelumnya. Begitupun dengan peluang-peluang kebaikan yang kita temukan semakin beragam, seiring dengan jalan-jalan kebathilan yang semakin berwarna dan memesona pula. Beberapa bulan terakhir di masa pandemi ini, banyak cerita tentang hadirnya peluang kebaikan yang Allah hamparkan. Salah satunya adalah ketika wasilah dunia virtual dalam menjalani ragam aktifitas menghadirkan pula keinginan dari jiwa-jiwa yang bersih untuk dibersamai dalam pemenuhan hak-hak ruhiyahnya secara rutin dan terarah. Kita memang bukan manusia sempurna dengan ilmu, juga s