Kepada Gurumu, Tawadhulah..!

Saya terlahir dan tumbuh dari keluarga besar pendidik ( guru ). Taqdir mempertemukan dengan suami yang juga terlahir dan besar dengan latar belakang keluarga besar yang sama. Nilai-nilai kehidupan, kisah-kisah jejak pengabdian yang tertorehkan oleh para pendahulu, jelas melekat erat dalam kehidupan kami dan anak-anak hari ini.

Masih teringat, berbilang tahun ke belakang ketika usia kami belumlah remaja, saat bapak pernah memberi wejangan dalam rutinitas lingkaran kecil keluarga kami setelah sholat maghrib dan tadarus bersama, jelang sholat isya dan waktu belajar malam kami.

" Umar bin Khattab pernah bilang seperti ini ' tawadhulah kalian terhadap orang yang mengajari kalian '. Nah, Pesan ini bapak teruskan buat anak-anak bapak, ya. Tawadhulah dengan guru-guru kalian. Allah akan memberi keberkahan ilmu, ketika kalian menghargai seorang guru. Mereka memang tetap manusia, yang punya salah atau keliru. Tapi, ketawadhuan kalian, akhlak baik kalian kepada mereka InsyaAllah bisa jadi wasilah kebaikan-kebaikan juga buat guru-guru kalian itu. Dan, satu ilmu yang mereka ajarkan, InsyaAllah berbuah kebaikan yang hebat buat masa depan kalian. Jadi, tetap doakan, sayangi selalu guru-guru kalian, walaupun ada hal-hal yang mungkin kurang cocok dengan kalian, ya. Boleh ingatkan kalau ada yang salah, tapi ingatkan dengan tawadhu, dengan cara yang sangat baik.."

Pesan yang hingga hari ini selalu juga saya sampaikan kembali kepada anak-anak. Selalu saya ulang dalam beberapa kesempatan dengan narasi-narasi penjelas sesuai tahapan usia mereka. Karena, saya mengalami sendiri makna indah dari pesan ini.

Ya, pendidik sejati memang tak selalu dalam kondisi yang terbaik, tapi mereka akan selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk anak-anak didiknya. Sekali lagi ; Pendidik sejati. Yang jiwa dan raganya sudah terbalut utuh niat pengabdian mendahului bonus-bonus lainnya. Di ruang mendidik manapun dia berada atau sebagai apapun posisinya, jiwa pengabdian mereka tidak akan pernah hilang atau bahkan sekedar mengendur dengan alasan apapun.

Maka, bersama dengan mereka; para pendidik sejati, guru-guru terbaik yang Allah hadirkan mengiringi perjalanan kita adalah sebuah kesempatan yang takkan terulang untuk menjadi bagian kebaikan-kebaikan yang saling menopang. Jiwa pengabdian mereka menjadi wasilah terbaik melekatnya ilmu pada jiwa-jiwa kita yang fakir. Dan keikhlasan serta tawadhunya kita kepada mereka sesungguhnya akan menjadi wasilah keberkahan ilmu yang akan Allah iringkan sepanjang hayat.

Akhirnya, seringkali pula saya hadirkan pesan kepada anak-anak untuk senantiasa berdoa, seperti para ulama terdahulu berdoa ketika hendak mendatangi majelis guru mereka :

“ Ya Allah, tutupkanlah aib guruku dari pengetahuanku dan janganlah engkau menghilangkan keberkahan ilmunya dariku “

Juga, senantiasa saya yakinkan mereka untuk tak sungkan memintakan doa-doa ikhlas terlantun oleh guru-guru, pendidik mereka. Semoga tersebab doa-doa itu, Allah mudahkan jalan mereka menggapai keberhasilan diatas ridho-Nya. Dan inilah sebagian adab kepada guru, agar Allah semakin berkenan melimpahkan kebaikan dan keberkahan untuk ilmu yang mereka pelajari di sepanjang hayat mereka.

@fitry_ummuza
=============

*melarik rindu untuk guru-guru tercinta yang pernah hadir membersamai sepenggal episode kehidupan diri yang fakir ilmu ini.
=============

Komentar

Postingan populer dari blog ini

" Zah..Zah...Ustadzah.."

Ikatlah Semua Asa Di Langit-Nya

Saat Ikhtiar dan Doa Tak Sesuai Taqdir