Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2019

Bershabarlah Menyalakan Bara Mereka

Ibarat mengipasi arang untuk mengeluarkan api, begitulah saat kita harus menggesah seorang jiwa anak manusia yang sudah tercerabut potensinya, terluka jiwanya dan terkungkung dengan label-label negatif yang menghancurkan kepercayaan dirinya. Menghadapi anak atau remaja dalam kasus seperti ini, orangtua, guru dan orang di sekitarnya yang peduli dengannya seolah memang sedang mengipasi arang agar keluar nyala apinya. Diperlukan tenaga maksimal untuk mengayun kipas, kesahabaran menunggu dan juga sanggup menahan kebas-kebas di tangan, ketika arang belum juga menghasilkan api. Mungkin juga membutuhkan beberapa kali siraman minyak tanah untuk mempercepat keluarnya api, tapi tetap saja akan membutuhkan tenaga serta keshabaran untuk menunggu diluar perkiraan harapan.  Seorang anak dengan keadaan seperti arang ini memang harus terus dibantu agar bisa hadir kembali nyala semangatnya yang membakar. Semangat yang akan membakar jiwanya untuk kemudian sanggup memberikan peran tak hanya untu

Pintakan Do'a & Doakan Mereka, Nak

Gambar
Teringat pesan hikmah dari seorang gurunda yang bergitu bersahaja. Tentang do’a yang melangit dan bertemu dengan doa-doa yang sama dari mereka yang saling terhubung hati dan tujuannya.  Ya, tentang para orangtua yang mengetuk langit dengan harap & pinta untuk kebaikan anak-anak mereka, lalu terkekalkan dengan doa para guru dan pendidik anak-anak mereka yang tak henti bertabur indah menyertai hari-hari mereka sebagai pencari dan pewaris ilmu.  Sinergi yang indah. Sinergi doa-doa ikhlas yang melesat beriringan, berpadu utuh menjelma sebagai kekuatan dahsyat, menjadi sebab penuh cintanya Allah mengabulkan semua harap untuk keberhasilan anak-anak mereka semua. Sebab, memang kita tidak akan pernah tahu, sesiapa yang paling memenuhi syarat terkabulkannya do’a saat ia terlantun memenuhi ruang semesta. Apakah para orangtua yang terkadang merasa sangat berhak menguasai cahaya mata, lalu merasa paling elok melantunkan doa dengan segala upaya dirinya memantaskan diri sebagai orangtu

Selamat Jalan BJ Habibie, Bapak Teknologi Kebanggaan

Gambar
Senja kemarin, 11 September 2019 Indonesia berduka. Presiden negara ke 3, sekaligus salah satu Ilmuwan terbaik dunia yang dimiliki bangsa, kebanggaan umat dan dicintai dunia, Prof. Dr.Ing. Bacharuddin Jusuf Habibie memenuhi panggilanNya, meninggalkan dunia di usia 83 tahun. Kepergian sosok tekhnorat religius, jujur, berdedikasi tinggi ini meninggalkan duka yang mendalam untuk seluruh anak bangsa juga dunia.  Betapa tidak ? Tidak ada yang memungkiri, perjalanan kehidupan beliau yang sarat dengan pelajaran berharga menjadi rekam jejak yang tidak akan pernah terhapus dalam ingatan. Masih teringat di zaman kecil dulu, sosok beliau begitu menjadi idola dan panutan. Setiap anak yang ditanya cita-citanya kelak seperti apa, sebagian besar, termasuk saya akan menjawab, “ Ingin seperti Pak Habibie “. Begitulah, bapak tekhnologi yang namanya selalu ada mengisi ruang kepala putra putri bangsa, khususnya mereka yang begitu mencintai ilmu. Kecemerlangan otaknya, kesahajaan pribadinya, ket

Temani Mimpi Dan Cita-Cita Mereka

Gambar
Menatap photo-photo ini di layar monitor, saat rehat sejenak dari memainkan jari merangkai aksara. Tetiba, alunan rindu dan untaian doa terapal untuk cahaya-cahaya mata nun jauh disana, yang sementara waktu harus berpisah berjuang di kawah peradaban. Mereka yang hari ini sedang menjalani sebagian episode kehidupannya, sebuah tahapan ikhtiar persiapan menggapai impiannya. Impian, harapan & cita-cita yang dirajut sejak usia mereka masih belia. Cita-cita dan harapan yang hingga kini pun belum pernah terdengar berubah, atau mungkin sedikit mengubah tujuan, misalnya. Harapan, yang mungkin saja memang tertanam dan terwaris dari setiap dialog-dialog cinta kami bersama mereka dahulu. Dialog-dialog yang sering kami lakukan sebagai ikhtiar menghantarkan mereka untuk menjadi sebaik baik hamba-Nya, yang kelak saat bertemu dengan Dia yang telah memilih kami untuk menitipkan mereka, kami pun sanggup mempertanggungjawabkan amanah-Nya. Maka, teringatlah akan beberapa kisah yang terus memotiva