Postingan

Menampilkan postingan dari 2009

Jika Anak Bertanya Tuhan Ada Dimana?

Jika Anak Bertanya Tuhan Ada Dimana? (disadur dari warnaislam.com) Pertanyaan: Assalamu’alaikum wr. Wb. Begini ustadz, saya adalah seorang guru di TK. Ada anak yang bertanya tentang keberadaan Allah, misalnya dengan pertanyaan: Allah ada di mana? Di mana rumahnya? Wajahnya seperti apa? Nah, mohon penjelasan dari ustadz bagaimana saya harus bisa memberikan jawaban yang pas dan bisa dimengerti oleh mereka? Terima kasih ustadz atas jawabannya. Wassalamu’alaikum wr. Wb. sholikah Jawaban Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Allah adalah tuhan kita, namun kita tidak mungkin mengenal diri-Nya, kecuali Dia sendiri yang memperkenalkan kita. Termasuk keberadaan diri-Nya, kita tidak pernah tahu dan tidak akan pernah tahu. Memang terkadang kita mendengar ada ungkapan orang seperti Tuhan ada pada diri kita ini, atau tuhan ada di hati. Bahkan ada juga yang mengatakan bahwa tuhan ada di mana-mana di segala tempat. Tetapi kalau kita mau sedikit kritis, sebenarnya dua ungkapan di atas kurang t

Membangun Kemampuan Bersosialisasi Pada Anak

Perkembangan anak meliputi segala perubahan yang terjadi pada anak, baik secara fisik, kognitif, emosi dan psikososial. Kemampuan anak untuk bersosialisasi dengan lingkungannya terkait dengan perkembangan psikososialnya. Perlu dipahami bahwa setiap anak berbeda dan unik. Ada yang sulit dan ada yang mudah beradaptasi. Karena itu jika anak sudah cukup usianya, ada baiknya ia disekolahkan di taman kanak-kanak, TKA atau TPA. Namun, jika belum cukup umurnya, sering-seringlah anak diajak ke luar rumah sekalipun hanya di sekitar lingkungan rumahnya untuk berinteraksi dengan teman-teman sebayanya. Sebab, banyaknya teman dan interaksi akan membuatnya mudah belajar tentang perilaku sosial seperti berbagi, berempati, menolong teman, memahami dan mengerti antar sesama teman, serta harus mandiri. Dengan semakin banyak teman, anak pun akan kaya dengan pengalaman. Hal ini berbeda dengan anak seusianya yang jarang berinteraksi dengan teman sebayanya di sekitar rumah; ia akan cenderung menjadi ’raja’ a

Kebahagiaan Anak VS Kebahagiaan Orang tua

Sepasang suami istri yang telah dikaruniai seorang anak berumur 20 bulan terdiam dan tertegun sewaktu dikatakan padanya ”Sesungguhnya kebahagiaan yang anda maksudkan dan ingin anda capai belum tentu membuat anak anda juga berbahagia” Itulah salah satu episod dari dialog yang terjadi pada salah satu sesi therapy. Saya yakin pembaca masih belum paham apa yang sebenarnya terjadi pada pasangan muda tersebut. Insya Allah saya akan jelaskan jalan cerita lengkapnya. Sepasang suami istri yang energik merasa kehidupanya terlalu penuh beban dan tidak rileks. Keduanya pekerja keras, suami seorang karyawan pada perusahaan multi nasional sedangkan sang istri karyawati swasta. Mereka sepakat membangun impian mereka, perhitungan paling rasional impian mereka bisa terwujud dalam waktu kurang lebih 10 tahun. Mereka sepakat mewujudkannya dengan kerja keras dan kesungguhan. Sepintas apa yang mereka tekadkan sangat baik, bukan? Lalu apa pasal atau apa yang salah pada mereka. Begini, untuk mewujudkannya sa

Ketika Zaheedah-ku Memilih

” Za ga mau di TK itu.. bajunya pendek..kan Za malu…” Itulah komentar Za saaat kami menawarkannya untuk masuk sebuah TK yang dekat dengan rumah baru kami. Jaraknya cuma 30 m. Walaupun kurikulumnya mengacu pada standar depdiknas, 90% muatan pendidikan di sana adalah muatan Islam, yang tidak berbeda dengan Tk Islam/RA. Jadi, kami memasukkan TK tersebut sebagai salah satu alternatif pilihan untuk Za, selain sudah ada beberapa TK lain yang masuk dalam seleksi kami untuk sekolah Za nanti . Selain itu, kalau memang za mau bersekolah disana. otomatis akan ada pengurangan biaya untuk transport, kan ? maklum, kami cuma punya satu kendaraan yang note bene mutlak cuma bisa dipakai Abi Za untuk tugas rutinnya mengajar setiap hari. Tapi, ternyata Za menolak mentah-mentah untuk bersekolah disana. Alasannya hanya satu, yaitu karena disana ternyata tidak bisa memakai seragam panjang alias muslimah seperti yang sudah menjadi kebiaasaan Za sejak bayi….! Memang, setelah kami coba datang kesana dan menemu

Nafsu Keibuan

" Apa Ummi berniat memberi Za les tambahan di luar jam sekolah ? kalau ya, biar nanti bareng di tempat anak saya les. Bagus lho..dan nanti kan bs berangkat dan pergi sama-sama." Begitulah pertanyaan seorang teman yang juga orangtua murid di TK Za, anak saya. Saya agak terkesima dengan pertanyaan itu. Les tambahan untuk anak berusia lima tahun ? Ketika untuknya belajar adalah bermain dan bermain adalah belajar ? Ketika ia dapat menghafal begitu banyak huruf vokal dan konsonan karena huruf a bisa digambarkan sebagai sebuah apel, atau huruf i bisa dilukiskan menajdi sekumpulan cerita ikan, dan o bisa dilihat dari buku-buku bergambarnya, papan-papan iklan dipinggir jalan sampai sekumpulan bentuk diatas piring yang dipenuhi oleh kue donat berlubang ? Saya membayangkan Za saya duduk di kursi kecil dengan tangan terlipat, menyimak guru lesnya mengajarkan menulis atau membaca huruf-huruf. Membayangkan matanya yang merah dan lelah karena sejak pagi diapun sudah menghabiskan waktu di s

Untuk Anakku : Selaksa Asa dan Do'a di hari Milad-mu

Tulisan ini spesial untuk mujahidah cilik kami, Za..Yang Alhamdulillah, Allah sampaikan kepada usianya yang ke 6..(30 Oktober 2009) Selaksa do'a dan harap selalu mengiringi hari-harinya, yang alhamdulillah Allah jaga dalam keIstiqomahan, kebaikan akhlak, dan selalu menjadi penghias mata kami Alhamdulillah, Allah karuniakan dia menjadi muslimah cilik yang selalu beruasaha komitmen terhadap aturan syariat..senantiasa menjaga hijab disegala kondisi, menjaga hafalan disetiap waktu dan tak pernah lupa mendo'akan abi dan ummi...:) Semoga sepanjang usiamu senantiasa teriringi cinta dan keridhoanNya...Amiin... ******************************* Anakku  Kami namakan diri mu Zaheedah Shareefah Mubarak Karena kami ingin engkau menjadi wanita yang zuhud , mulia serta menjadi hambaNya yang diberkahi Anakku... Betapa Abi dan Ummi menginginkan agar engkau selalu bersujud kepadaNya. Sujudkan badan mu agar engkau termasuk golongan orang-orang ahli ibadah. Sujudkanlah hatimu Nak, agar engkau menjad

Bunda ; Satu kata Mengungkap Bermilyar Cinta

Teduh saat sepasang mata itu memandang Lembut, ketika jemari lentik mengurai kasih di tiap jenak-jenak sentuhan pias wajah yang mengandung kesabaran genggam tangan yang menguat jalinan.. Ada cinta, dari tutur lisan suci yang mengucap kata serta ringan langkah yang memijak untuk sekedar memeluk, membelai, mencium... cinta Bunda, aku bisa merasainya... Dan tulus itu terangkum indah, dalam bingkis gelak dan marahmu... Dan tulus itu tergurat cantik, melalui rangkai lelah dan letihmu... hingga sering sumbangku bertanya, Bunda... bisakah ku menyamai tulusmu nanti? Ada cinta, di tiap kelok jalan yang kau tuntun aku padanya di tajam segenap kerikil yang terhampar mencadas langkah-langkah kecilku Itu cinta, Bunda... tak peduli dengan apa kau menamainya aku hanya tau itu, cinta... itu cinta, sungguh mudah aku merasainya... Lahir cinta dari rautmu, dalam lisanmu, melalui gerak-gerikmu... hingga ku sadari bahwa kau hanya tersusun oleh cinta, cinta, dan cinta... Aku jatuh cinta padamu, sejak pertam

Qoulan Sadiida : untuk anak-anak kita

 Remaja. Pernah saya menelusur, adakah kata itu dalam peristilahan agama kita? Ternyata jawabnya tidak. Kita selama ini menggunakan istilah ‘remaja’ untuk menandai suatu masa dalam perkembangan manusia. Di sana terjadi guncangan, pencarian jatidiri, dan peralihan dari kanak-kanak menjadi dewasa. Terhadap masa-masa itu, orang memberi permakluman atas berbagai perilaku sang remaja. Kata kita, “Wajar lah masih remaja!” Jika tak berkait dengan taklif agama, mungkin permakluman itu tak jadi perkara. Masalahnya, bukankah ‘aqil dan baligh menandai batas sempurna antara seorang anak yang belum ditulis ‘amal dosanya dengan orang dewasa yang punya tanggungjawab terhadap perintah dan larangan, juga wajib, mubah, dan haram? Batas itu tidak memberi waktu peralihan, apalagi berlama-lama dengan manisnya istilah remaja. Begitu penanda baligh muncul, maka dia bertanggungjawab penuh atas segala perbuatannya; ‘amal shalihnya berpahala, ‘amal salahnya berdosa. Isma’il ‘alaihissalaam, adalah sebuah gambara

Ungkapan Sederhana Untuk Istri Tercinta

Oleh : Ustd. M. Fauzil Adhim Bila malam sudah beranjak mendapati subuh, bangunlah sejenak. Lihatlah istri anda yang sedang terbaring letih menemani bayi anda. Tataplah wajahnya yang masih dipenuhi oleh gurat-gurat kepenatan karena seharian ini badannya tak menemukan kesempatan untuk istirahat barang sekejap. Kalau saja tak ada air wudhu yang membasahi wajah itu setiap hari, barangkali sisa-sisa kecantikannya sudah tak ada lagi. Sesudahnya, bayangkanlah tentang esok hari. Di saat anda sudah bisa merasakan betapa segar udara pagi, tubuh letih istri anda barangkali belum benar-benar menemukan kesegarannya. Sementara anak-anak sebentar lagi akan meminta perhatian bundanya, membisingkan telinganya dengan tangis serta membasahi pakaiannya dengan pipis tak habis-habis. Baru berganti pakaian, sudah dibasahi pipis lagi. Padahal tangan istri anda pula yang harus mencucinya. Di saat seperti itu, apakah yang anda pikirkan tentang dia? Masihkan anda memimpikan tentang seorang yang akan senantiasa b

{Kisah Sejati } Mutiara-Mutiara Cinta-Nya

Bismillahirrohmaanirroohiim.... Sebuah kisah sejati, penuh inspirasi dan motivasi..agar kita bisa lebih memaknai syukur dan shabar menajdi sebuah keniscayaan yang mampu mengantarkan pada indahnya cinta dari Sang Pemilik kehidupan. Dibalik kesulitan pasti ada kemudahan..dibalik penderitaan pasti akan ada kebahagiaan ketika kita mampu bersikap atas kehendak dan perintahNya... Bukan dengan mengeluh..bukan dengan bersedih setiap saat..bukan dengan mengobral cerita duka hati agar mendapatkan simpati ...Tapi bersandar kepadaNya..berharap kepadaNya..dan bershahabat denganNya..Karena tiada tempat mengadu terbaik selainNya..tiada tempat berharap seindah kepadaNya..tiada sahabat terbaik selain Dia.... ******************************* Sesungguhnya Allah tidak akan memandang pada rupa-rupamu, bentuk tubuhmu, dan harta bendamu, tetapi Allah akan memandang kepada hati dan kelakuanmu.” (HR. Thabrani) Iqbal. sebut saja demikian. Sosok pemuda luar biasa yang mun

Mari Bicara

oleh : Dra. Anis Byarwati (published : dakwatuna.com) “Kenapa ya, setiap acara seperti ini pasti yang datang ibu-ibu lagi, bapak-bapaknya nggak ada. Padahal ibu-ibu kan sudah sering ikut acara ini. Kita-kita sih sudah tahu, sudah ngerti kewajiban-kewajiban kita. Bapak-bapaknya dong di dauroh -ikut pelatihan- juga, biar seimbang” “Ustadz, subhanallah, materinya bagus sekali. Kerjasama suami istri dalam membina rumah tangga dan pendidikan anak memang sangat penting. Usul kita ustadz, bagaimana kalau para suami kita juga ikut diberikan materi seperti ini?” Kita pasti pernah mendengar komentar seperti di atas. Memang belum pernah dilakukan penelitian secara khusus, tapi dari pengamatan saya, acara-acara tentang pembinaan keluarga dan pendidikan anak kelihatannya lebih sering ditujukan, diminati dan dihadiri oleh kaum perempuan. Pernah juga ada pihak yang membuat acara serupa dengan membuka peserta untuk umum, baik laki-laki maupun perempuan, tetapi agaknya tidak mendapat cukup respon dari

Arti kebersamaan seorang anak dan Ibunya..

Seperti biasa, rutinitas pagi hari saya , tidak lupa menyapu halaman rumah, dan membiarkan si kecil Zaheed bereksplorasi dengan lingkungan sekitarnya. Menyapa si ' ipus' yang sering merebahkan dirinya di kolong mobil di garasi, ataupun sekedar memanjat pagar sambil matanya lekat pada setiap orang yang lewat. Aktivitas itu biasanya saya mulai setelah urusan sarapan pagi sudah rapi tertata di meja. Tetapi didepan rumah, melintaslah seorang perempuan muda dengan bayi didalam kereta dorongnya. "Wah,adik udah jalan-jalan, ya...? Nggak sama mama, sayang ?".. sapa saya ketika dia berhenti mengikuti sapaan Zaheed yang memanggilnya dengan bahasa khas batita usia 1,5 tahun. "Mamanya sudah pergi kerja, bu. Baru pulang jam 8 malam nanti. Tasya baru umur 8 bulan, bu. Minum susunya formula. Kalau ga diajak jalan-jalan gini, kadang rewel dan rewelnya keterusan. Saya sampai sering kewalahan...Gimana, ya bu..supaya saya shabar..kadang nggak sadar saya suka mencubitinya..."

Keputusan Dunia Akhirat

Pagi itu gerimis sudah mewarnai awal aktivitas saya dan keluarga, ketika telp rumah berbunyi.Tepatnya pukul 5.15. " Assalamualaikum, mba..afwan dah ganggu. Saya hanya mau minta ijin untuk tidak hadir di acara nanti sore. Pagi ini saya mau pulang ke Klaten. Suami kecelakaan motor. Anak-anak sakit. Ibu saya yang mengurus mereka juga drop ." suaranya parau bercampur isak tangis. " Innalillahi..o iya, dek..shabar ya..semoga segera diberi kesembuhan...hati- hati di jalan.Kasih kabar kalau sudah sampai.." pesan saya. Setelah perackapan itu selesai, saya pun teringat dengan keadaannya. Teman saya itu hanya tinggal sendiri di Jakarta, tepatnya nge-kost, sudah hampir 6 bulan. Setelah memutuskan menjadi PNS, ia pun ditempatkan di Jakarta. Meninggalkan - saya berharap sementara- suami dan 3 anaknya di Klaten dengan asuhan sang ibu tercinta. Awal mendengar cerita itu, ada perasaan sedih dan tidak rela dengan keputusan teman saya tersebut. Penempatannya di Jakarta memang belum

Siapa yang Lebih Aku ta'ati...?

Kisah ini dituliskan oleh Najib Khalid Al 'Amir dalam bukunya: Mawaqif Nisaiyah Musyriqah. yang diterjemahkan dalam Bahsa Indonesia dengan judul : membentuk Muslimah Militan. Saya tuliskan kembali di blog ini, dengan harapan kita semua dapat mengambil pelajaran yang sangat berharga dalam mendidik anak-anak kita. Suatu hari, seorang gadis kecil baru saja pulang dari sekolahnya. Setibanya di rumah, sang ibu melihat ada kesedihan yang menyelimuti wajah putrinya itu. Dengan segera, sang ibu pun menanyakan hal yang menyebabkannya gundah. Sang gadis kecil menajwab," Wahai ibunda, ibu guru telah mengancam akan mengusirku dari sekolah, karena pakaian panjang yang aku kenakan ini." Sang ibu berkata dengan penuh kasih sayang," Bukankah pakaian ini yang dikehendaki oleh Allah, wahai putriku?" Sang gadis kecil menjawab," Benar ibunda. Akan tetapi, kenapa ibu guru tidak menghendakinya?" Sang ibu berkata ,"Baiklah anakku, ibu guru tidak menghendakinya, tetapi

Kokohkan Tali Ukhuwah Karena Allah

Ukhuwah fiilah adalah buhul iman yang paling kokoh, elemen bangunan yang paling kuat dan sebuah faktor yang menjadikan Islam laksana bangunan tegar yang bagian-bagainnya saling melengkapi. Sejauh mana kekuatan ukhuwah, sejauh itulah kerapatan shafnya, serta sejauh itu pula kekuatan mempertahan diri dari segala macam serangan dan kelihaianya memberi reaksi balik terhadap musuh. Ketika ukhuwah menaglami krisis dan lemah, maka bangunan itu hanya menajdi ajang bagi segala kesulitan dan perpecahan. Dari sinilah gema al Quran membahana : " Berpegang teguhlah kamu semua dengan tali ( agama ) Allah dan janganlah kamu bercerai berai." ( QS.Ali Imran : 103 ) " Dan janganlah kamu sebagaimana orang-orang yang berselisih dan bertikai setelah datang kepada mereka keterangan yang jelas. " ( ( QS. Ali Imran :105 ) Dan dari sini pula seruan ukhuwah dan anjuran berpegang teguh dengannya : " Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah saudara karena itu damaikanlah antara kedua sauda

Ibu ..Berikan Bayimu ( Hanya ) ASI..!!!

Urgensi penyusuan dengan ASI ( Air Susu Ibu ) tidak diragukan lagi. Anak yang menysu langsung kepada ibunya akan merasakan kehangtan kasih sayang, kedamaian jiwa dan perasaan terlindungi. Belum lagi dengan apa yang didapatkannya dari ASI tidak akan mungkin sama dengan apa yang akan didapatnya dari Susu Formula ( Sufor). Ketersediaan ASI pada setiap wanita yang melahirkan, tidak Allah bedakan antara mereka yang kaya atau mereka yang miskin.Tergantung sejauh mana azzam dan sugesti kita terhadap kemampuan kita menyusui bayi kita. Ajaran Islam, telah menyerukan lebih dari 1400 tahun silam agar para ibu memberikan ASI kepada anak-anak mereka hingga 2 tahun. "Dan ibu-ibu (sebaiknya ) menyusui bayinya selama 2 tahun penuh, bagi siapa saja yang ingin menyempurnakan susuan." (QS.Al BAqarah:233) Ajaran islam agar para ibu mau menyusui anak-anaknya sendiri sudah terbukti kebenaran dan kebaikannya. Bahkan kini seruan agar para ibu memberikan ASI kepada anak-anaknya banyak dikumandangkan

10 Cara Mencetak Anak Nakal

Cara ini dukutipkan oleh Charles Swindool, setelah menceritakan kegelisahan pemerintah kota Houston, Texas lantaran banyaknya kejahatan yang dialkukan oleh-anak-anak belia. Kini , kita akan lihat dari sepuluh poin tersebut dan marilah berpikir masak-masak, apakah kita beanr-benar siap dan ingin agar anak kita menjadi nakal dan meresahkan masyarakat ? Jika tidak, maka kita harus menghindari 10 hal di bawah ini : 1. Sejak bayi, berikan kepada anak segala apa yang dia inginkan. Dengan demikian, ia akan percaya bahwa dunia berhutang budi kepadanya. 2. Pada waktu ia mengucapkan kata-kata yang tidak patut, tertawakanlah ia, agar ia merasa bahwa ia lucu. 3.Jangan pernah memberi pendidikan ruhaniyah kepada anak. Tunggulah sampai ia berumur 21 tahun baru kemudian ia akan memilih untuk dirinya sendiri. 4. Jangan pernah mengatakan salah kepadanya.Kata itu akan menegmbangkan rasa bersalah yang kompleks.Hal ini akan menajdikan ia di kemudian hari apabila ditangkap karena mencuri mobil akan me

Biarkan Cinta Menyapa

Setelah mengelana jauh mengusung risalah, marilah sejenak meng-upgrade cinta agar selalu hadir menghiasi rumah tangga kita. Cinta akan menajdi ruh yang menggelorakan jiwa. Cinta pula yang menggerakkan kita. Dan muara cinta dalam rumah tanggalah tempat hati berlabuh memperbaharui energi. Cinta adalah energi yang senantiasa harus di charge. Tapi cinta dan kasih sayang tidaklah hadir dengan sendirinya. Perlu kesungguhan usaha serta kerjasama untuk mengahdirkannya. Dari mana cinta bermula ? Tentu harus ada proaktif dan inisiatif dari masing-masing pihak, entah suami ataukah istri. jangan biarkan keluarga hambar tanpa cinta. Dalam sebuah rumah tangga, cinta diwujudkan oleh masing-masing pihak kepada pihak lain. Dia adalah daya tarik yang merekatkan satu sama lain dan mengikatkannya. Cinta adalah perasaaan internal yang timbul dari anggapan baik terhadap sifat, watak dan akhlak pihak lain, satu kecondongan bersifat naluriah kepada dimensi kecantikan, kebersihan secara fisik dan etis terhadap

Belajar Dari Pelangi

Pelangi dikatakan Indah karena didalamnya berpadu berbagai warna yang unik sehingga menghasilkan keindahan. iwan fals pada tahun 80-an pernah membuat syair yang mengatakan bemo di tahun 2002 akan menjadi barang antik yang harganya selangit karena unik dan langka.Profil para sahabat menurut sayyid Quthb sebagai Jailun Quraniyyun Fariid ” generasi Quran yang unik ” karena mereka menjadikan Quran sebagai referensi tunggal. Ketika membuat sebuah peta dengan cara menjiplak memakai karbon maka sudah pasti akan terlihat tidak indah, blepetan, dan hasil yang tidak memuaskan, berbeda dengan hasil buatan sendiri, walaupun balam bahasa Inggrisnya ” melencang-melenceng ” pasti kita akan merasakan puas lantaran itu adalah karya kita sendiri. Sebuah skripsi akan bernilai baik, unik, dan kreatif ketika bahan yang dibuat adalah suatu penelitian yang baru dan jarang dikaji. Berbeda dengan skripsi hasil copy paste ( menjiplak ) pasti nilainya kurang baik dan tidak kreatif. Sepertinya budaya menjiplak t