Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2020

Doa dan Semangat Untuk Pendidik Peradaban ! (Virtual Classroom & Covid-19)

Kondisi aktifitas dunia beberapa waktu terakhir tetiba mengalami transformasi yang signifikan, termasuk aktifitas belajar mengajar di sebagian wilayah yang terdampak. Institusi pendidikan diinstruksikan untuk mengalihkan proses belajar mengajar mereka secara daring/jarak jauh, tak terkecuali beberapa sekolah berasrama seperti halnya Assyifa Boarding School. Para santri yang berasal dari berbagai wilayah dan terbiasa beraktifitas bersama di asrama pun harus mengikuti prosedur social distancing, tetap berada di rumah setelah jadwal libur pesiar kemarin. Apakah artinya 'liburan' para guru & anak-anak bertambah? Tentu saja tidak bisa diartikan sebagai jadwal libur tambahan untuk mereka. Kejadian Luar Biasa terkait semakin mewabahnya covid-19 di negeri ini, mau tidak mau memang mengharuskan sekolah di wilayah terdampak untuk 'patuh' mengikuti arahan tindakan pencegahan, salah satunya memperlakukan santri yang sudah berada di rumah saat libur pesiar kemarin untuk t

'Home Learning' Ditengah Wabah Covid-19

Gambar
Home Learning kali ini memang lebih menantang dan mesti dibarengi dengan 'upgrade' fasilitas yang ada. Fix, akhirnya hp dan laptop kerja abi umminya pun terjadwalkan untuk media belajar anak-anak. Karena metode belajar dibuat virtual; jarak jauh, sehingga mengharuskan mereka terhubung online mulai dari belajar akademik, laporan setoran hafalan quran dan mutabaah aktifitas mulai bangun tidur hingga tidur kembali. Itu artinya harus siap menatapi layar hp atau laptop dengan koneksi internet yang harus lebih dari cukup. Membersamai masa belajar anak-anak di rumah kali ini sebenarnya memang sudah tidak lagi dipusingkan dengan bagaimana mencari bentuk pembelajaran yang super kreatif agar bisa menumbuhkan & menjaga semangat belajar mereka. Ya, usia mereka sudah lebih matang. Cukup mengingatkan tentang tujuan dan harapan-harapan masa depan mereka, lumayan sudah bisa melecut 'semangat' dan inovasi mereka untuk bisa menikmati aktifitas belajarnya tanpa harus berpayah memod

Terluka - Melukai

Gambar
Sejak kemarin berita remaja berusia 15 tahun yang membunuh seorang balita menjadi bahasan. Menelusuri keping-keping puzzle kisahnya yang tersaji dalam narasi-narasi berita. Film-film sejenis Chucky, Slender Man dan beberapa film horor penuh kekerasan memang dikabarkan menjadi genre film yang sering dinikmatinya. Semua imajinasinya juga terwujud dengan dukungan kecerdasan yang dimiliki, khususnya kecerdasan visualnya yang teramu dalam bentuk gambar-gambar yang ditemukan di rumahnya. Namun, sepertinya itu bukan sekedar gambar atau sketsa sebagai bentuk hobby dan pelampiasan rasa level biasa, melainkan sudah menjadi letupan-letupan rasa dengan level emosi yang sulit terlukiskan. Ya, tapi sepertinya ini juga bukan hanya sekedar tentang apa yang menjadi tontonan sang remaja yang kemudian disebut sebagai faktor pemicu yang melatarbelakangi aksinya. Ada hal utama lain yang sepertinya perlu kita cermati dan menjadi catatan penting yang juga bisa kita ambil sebagai pelajara