Postingan

Menampilkan postingan dari 2020

Setiap Kita Adalah Pendidik

Gambar
Mendidik adalah merengkuh hati, menautkan rasa pada sepetak jiwa, menggoreskan bait-bait laku nan melanggengkan perangai yang diharapkan tumbuh membersamai setiap detik kehidupan anak manusia.  Mendidik adalah memahat hati dengan teramat hati-hati. Memoles jiwa dengan sepenuh rasa dan karsa. Sungguh, memang tak mudah melakoninya. Ia memerlukan ketulusan jiwa, keluasan hati dan kekuatan cinta.  Karena sejatinya, mendidik adalah menyelami hati dengan perjuangan panjang berliku nan melelahkan, yang tentunya juga memerlukan hati yang sepadan. Tak bisa disyaratkan dengan angka-angka diatas kertas sebagai nilai tulusnya pengabdian ataupun nominal-nominal pada slip kwitansi bernarasi imbalan. Tak cukup pula dihargai dengan lembar-lembar hasil sertifikasi sebagai bukti potensi  atau bertumpuk ijazah sebagai identitas kualitas diri. Mendidik seringkali membutuhkan kesahajaan dalam berharap penghargaan atau imbalan. Karena sejatinya, semua keikhlasan dan pengorbanan dalam setiap pros

Bait Aksara Tentang Seorang Rahmah El Yunusiyah

Gambar
Rahmah el Yunusiyah sudah lama tiada. Namun seperti sebuah pepatah ; harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama. Dan, sejarah pun bersuara tentang jejak yang ditinggalkan tokoh sejarah pendidikan negeri ini pada semesta. Rahmah el Yunusiyah. Namanya mungkin baru-baru saja marak terdengar dibeberapa bilangan tahun terakhir di negeri ini. Padahal, harum wewangian jejak cintanya kepada bumi pertiwi sudah lebih dulu menyebar memesona, hingga di negeri jiran bahkan menjadi salah satu pondasi ruang kawah peradaban ilmu di sebuah negeri para nabi yang kini banyak pula menghasilkan para ulama hebat di seluruh penjuru dunia. Gelar syaikhoh pertama pun tersematkan sebagai bentuk penghargaan dari Universitas Al Azhar, sebuah kawah pendidikan Islam tertua di dunia ini. Bukanlah gelar yang beliau jadikan tujuan. Namun sebuah pembenahan atau pelurusan  pada bentuk pengamalan yang sebenarnya dia perjuangkan. Meluruskan pemahaman tentang pengabdian manusia kepada tit

Ketika Peluang Kebaikan Itu Datang

Gambar
Pandemi, menghadirkan banyak cerita dalam setiap hari yang kita lewati saat ini. Silih berganti, beberapa aktifitas kita sebagian besar beralih pada dunia virtual. Berbatas layar beberapa inch, namun sanggup menghubungkan wajah-wajah yang terpisah jarak bahkan hingga ribuan kilometer. Sunnatullah roda kehidupan, berada pada titik masa otak manusia menemukan jalan menciptakan teknologi yang mungkin tak pernah terbayangkan oleh generasi-generasi sebelumnya. Begitupun dengan peluang-peluang kebaikan yang kita temukan semakin beragam, seiring dengan jalan-jalan kebathilan yang semakin berwarna dan memesona pula. Beberapa bulan terakhir di masa pandemi ini, banyak cerita tentang hadirnya peluang kebaikan yang Allah hamparkan. Salah satunya adalah ketika wasilah dunia virtual dalam menjalani ragam aktifitas menghadirkan pula keinginan dari jiwa-jiwa yang bersih untuk dibersamai dalam pemenuhan hak-hak ruhiyahnya secara rutin dan terarah. Kita memang bukan manusia sempurna dengan ilmu, juga s

Syukur Tak Bertepi, Dia Sebaik-Baik Pemberi

Gambar
Sekian jam tertegun menatapi layar dengan beberapa chat yang baru sempat terbaca lagi. Lebih banyak pesan yang membuat hati teriris, ikut perih. Sekian detik, menata rasa. Lalu mengelolanya sebatas ilmu yang dimiliki untuk bisa membersamai semua pengirim pesan dengan nyaman dan berharap membuat mereka sedikit lega. Ya, beberapa hati harus ditemani untuk menguat kembali,  beberapa jiwa harus dipeluk dengan sepenuh cinta.  Sekian jam, terlewati. Bersandar sejenak. Bagaimanapun, jiwa sendiri perlu merehat.  Tetiba, sebuah pesan masuk melintas dilayar.  Ini pesan yang berbeda. Satu kalimat pembuka " Alhamdulillah, tabarakallah, selamat....."  Kalimat-kalimat berikutnya terasa semakin berbeda dari pesan-pesan yang masuk sekian jam dibersamai tadi. Tak terasa, mata menghangat.  Entah. Tak terhitung rasanya. Sudah berapa kali  Dia, Sang Maha Pemilik jiwa menghadirkan kejutan-kejutan indah. Tak terduga waktunya. Namun, seringkali tepat pada saat-saat kita membutuhkan kehadiran-Nya. 

Daring, Nikmati Saja Dengan Bahagia

Gambar
Beberapa waktu membersamai anak-anak online dari rumah, satu-satunya yang mungkin bisa dianggap sedikit 'berat' adalah ketika kami semua harus mengkondisikan hati, saling mengalah dalam hal penggunaan laptop atau hp, apalagi saat qadarullah ada jadwal zoom / google meeting bersamaan untuk kami yang WFH ( work from home  ) dan mereka yang SFH ( school from home ) karena jumlah laptop atau hp yang terbatas.  Belum lagi, saat beberapa kali mesti scrool panjang atau salah baca info karena salah ruang grup komunikasi, baik untuk orangtua dan anak-anak di wa dan telegram. Karena memang, 3 anak di rumah tetap belum kami fasilitasi dengan hp dan nomor sendiri alias masih ngikut dengan nomor hp abi atau umminya. Tapi, sejauh ini alhamdulillah sih, masih aman dan terkendali. Untuk jadwal masuk kelas online, alhamdulillah  mereka sudah mandiri. Sesekali diingatkan ketika mendekati jam masuk tapi mereka masih berkutat dengan aktivitas lain. Sebelum shubuh mereka harus sudah mulai menyia

Ikatlah Semua Asa Di Langit-Nya

Gambar
Untuk kalian, generasi emas Islam harapan umat. . Sungguh, kehidupan kalian saat ini adalah mencari ilmu dan membersamainya dengan ketaqwaan. Karena sejatinya, ketaqwaan itulah yang akan menentukan keberhasilan dalam menerima, mencerna ilmu serta melekatkannya pada pikiran dan hati, serta  kelak akan sanggup mengejawantah pada akhlak kalian. Ketaqwaan yang akan membawa kalian sebagai pemilik ilmu yang senantiasa tawadhu namun tetap tak sungkan untuk menyampaikannya kembali kepada orang lain. Maka, nak... Tak usah risau dengan segala kesulitan yang akan dihadapi.  Tak usah resah dengan kelelahan yang akan terasa menggerus raga. Bahkan, tak usah resah ketika harus menapak di sepenggal masa-masa ujian yang mungkin akan terasa memberatkan.  Yakinlah,  bahwa semua itu adalah penyempurna episode perjalanan kalian. Perjalanan mencerna ilmu yang Allah hamparkan pada semesta untuk dapat kalian buka kunci-kunci hikmahnya. Bershabarlah menikmati lelah payah kalian. Bershabarlah dalam menahan kant

Mesin Cuci Sepanjang Generasi

Gambar
Beberapa bulan lagi, usia mesin cuci ini genap 14 tahun. Menjadi teman meringankan urusan domestik di rumah tepat 1 bulan setelah kami menempati rumah milik sendiri, pindah dari Pondok Orangtua Indah 😁 Saat itu, pemilik rumah sebelumnya ( kami membeli rumah second ) merekomendasikan model dan brand ini, karena katanya lebih pas dengan design kontruksi ruang cuci, juga kebutuhan dan model saluran air yang ada di rumah saat itu.  Ternyata, memang begitulah. Urusan cuci pakaian dengan 5 anggota keluarga sangat terbantu dengan mesin ini. Cucian beres, semua kerjaan rumah lain pun bisa beres dalam satu waktu. Bahkan, bisa sambil ditinggal pergi antar jemput anak-anak sekolah saat dulu mereka masih TK. Sampai di rumah, emak tinggal jemur, lanjut depan layar monitor, ngurus kerjaan 😬 Mesin cuci ini juga nggak rewel. Walau sempat beberapa kali kehujanan berhari-hari dan merasakan berendam di air ( karena atap ruang cuci bocor ), selama di rumah, hanya 1 kali dia 'sakit'. Itu pun gega

Bahtera Ilmu Itu Berkurang Lagi ( Selamat Jalan, Engkong Hilmi .. )

Gambar
Mengakhiri hari di bulan Juni 2020, pukul 14.24 sebuah kabar kembali menyentak. Duka dan kehilangan kembali terasa menyesakkan. Baru 3 bulan berjalan ke belakang, kabar wafatnya para guru dalam perjalanan dakwah ini masih menyisakan perih kesedihan. Masih jelas terngiang berita duka yang datang Ustadz Ahzami dan Ustadz Mutammimul Ula ( allahuyarham ), kini kembali berita yang sama datang mengabarkan tentangnya.  Guru yang biasa kami kenal dengan sebutan e ngkong, KH. Hilmi Aminuddin, Allah taqdirkan bergegas menyusul sahabat-sahabat tercinta, gurunda terbaik kami semua.  Usia memang tiada yang bisa menerka batasnya. Goresan rencana kehidupan manusia hanya bisa kita tuliskan sementara, karena kita tidak  pernah tahu kapan Allah akan menghentikannya. Begitu pun episode kehidupan guru yang kami kenal sangat bersahaja, luas wawasannya, kuat daya juang dakwahnya dan bertebaran cinta serta petuahnya, Allah sudahi dengan sebaik-baik cara-Nya. Tetiba semua kembali merasakan duka mendalam. Wala

Keluarga Indonesia Hebat, Rahim Hangat Pemimpin Bermartabat

Gambar
Keluarga adalah rahim sebuah peradaban bangsa. Sebagai institusi kehidupan yang paling kecil, keluarga adalah kawah mega proyek kepemimpinan sebuah negara dimana sejatinya akan lahir generasi - generasi emas bangsa yang kelak tercatat sejarah keindahannya oleh semesta. Ibnu Sina, dalam sebuah bukunya; As Siyasah, bertutur tentang pentingnya peran keluarga, susunan rumah tangga dan pendidikan bagi keberlangsungan sebuah negara. Ketiganya memang memiliki bahasan masing-masing, namun Ibnu Sina memandang bahwa ketiga unsur tersebut tidak dapat dipisahkan dari negara, Jadi, bicara tentang sosial politik adalah sekaligus akan membicarakan keluarga, rumah tangga dan pendidikan. ( Ensiklopedi Leadership & Manajemen Muhammad SAW ) Ya, bicara tentang negara artinya kita akan membicarakan pula tentang keluarga. Bisa dikatakan bahwa keluarga adalah sumber utama dan sumber inspirasi sebuah negara. Sebuah negara yang baik dan tangguh akan dibangun oleh keluarga dan rumah tangga yang juga baik. I

Nasihat, Cara Allah Menjaga Kita

Gambar
Setiap manusia pasti pernah mendapatkan nasihat dari sesamanya. Entah itu berupa kata-kata yang indah, kalimat motivasi, masukan positif atau bahkan kritikan pedas mulai level satu hingga seratus atau bahkan lebih dari itu yang mungkin sering juga meninggalkan amarah sebelum nasihat itu mampu kita cerna dengan baik. Nasihat, mungkin sering juga hanya kita maknai sebagai sentuhan penuh dengan kata-kata manis dan indah yang bisa membangkitkan kesadaran kita untuk bangkit lebih baik dari kondisi buruk yang sedang kita hadapi. Tapi sesungguhnya, nasihat bisa hadir dalam bentuk-bentuk unik yang seringkali tidak pernah kita sadari dan tidak pernah kita kehendaki bahkan kita benci setengah mati. Nasihat sejatinya akan selalu hadir mengiringi manusia-manusia pembelajar ; mereka yang selalu ingin belajar. Mereka yang selalu belajar untuk menikmati setiap proses kehidupan yang dilalui, membaca hikmah dari setiap apa yang dijalani dan mencerna dengan obyektif appaun yang tersampaikan di telinga e

Home Education; Kita Semua Bisa

Gambar
Sejatinya, dimanapun anak-anak kita berada, tanggung jawab pendidikan mereka tetap berada pada orangtua dan rumah menjadi pondasi awal semuanya. Sekolah adalah sebuah tambahan ruang belajar bagi mereka, untuk melengkapi atau menyempurnakan beberapa ilmu yang mungkin memang belum bisa sempurna dijalani di rumah. Jangan galau dan merasa berat ketika anak-anak kita harus lebih lama berada di rumah untuk juga menjalani proses pendidikan tambahannya karena masa pandemi wabah saat ini. Tidak usah terlalu fokus dengan capaian, perolehan ilmu atau nilai akademis mereka. Kita fokus saja untuk menguatkan akhlak dan adab sebagai pondasi yang seharusnya mendahului ilmu itu sendiri. Sejatinya juga, semua orangtua adalah pendidik bagi anak-anak mereka. Seperti halnya anak-anak yang memiliki potensi-potensi untuk mendapat kebaikan-kebaikan dalam setiap tahapan pendidikannya, maka setiap orangtua juga telah Allah berikan potensi-potensi terbaik untuk bisa membersamai pendidikan anak-anaknya. InsyaAlla

Doa Dan Cinta Untuk Mereka ; Cahaya Mata

Gambar
Robbana.. Mohon kelembutan hati untuk anak-anak kami, agar hidayah mampu menembus relung jiwa untuk mampu mengatasi semua kekurangan dan kelemahan iman yang ada pada anak- anak kami. Lembutkan hati-hati mereka, karena hanya Engkau Penguasa setiap hati-hati makhluk Mu. Lembutkan pula hati-hati kami, orangtua mereka. Jangan jadikan kami orangtua yang berrputus asa, bahkan abai atas semua kekurangan dan kelemahan. Istiqomahkan kami untuk terus melakukan perbaikan dan sentiasa bermuhasabah kepadaMu. Serta, jadikan kami senantiasa bertawakkal padaMu.. Robbana.. Jika ada keshalihan iman dan beragam kebaikan yang anak anak kami pancarkan, mohon Istiqomahkan keshalihan dan kebaikan itu hingga usia menjemput mereka, dan kelak menghadapMu dengan husnul khotimah. Karena sungguh, semua keshalihan dan kebaikan mereka adalah semata atas izin dan keridhoanMu. Jangan jadikan hati mereka juga hati kami orangtuanya menjadi jumawa bahkan berbangga ria, hingga tak sadar menjadikan semua amal hilang tak be

Pandemi & Ujian Rumah Tangga

Gambar
WFH ( Work From Home ) dimasa pandemi covid-19. Full 24 jam, 7 hari tanpa jeda, karena lintas traffic ruang konsultasi keluarga yang juga meningkat drastis ( Makanya sering nyambi promosi jualan buku sebagai refresh, supaya sigap terus menerima mereka yang ingin mengeluarkan prahara hati 😷😷) Ya, masa pandemi hari ini, seolah menjadi medan ujian 'maha berat' untuk para keluarga/rumah tangga. Masalah ekonomi, kejenuhan dan ragam konflik yang hadir dengan intensitas tak biasa di masa seperti ini seolah menjadi suluh-suluh api yang siap membakar bangunan rumah tangga karena tak sigap, cepat atau tepat mengatasinya. Kebersamaan suami istri setiap saat hari ini, ternyata tak selalu menghadirkan warna hari yang indah. Masih banyak dari mereka yang tak siap bergelut dengan warna hati yang tetiba sering mengeruh saat ruang-ruang perbedaan sering nampak mencolok diantara mereka dan ketika ruang-ruang rindu seolah menutup berganti bosan yang menyusup masuk.  Jika tak segera diatasi, jik

Mari Luaskan Empati Tak Bertepi Kita

Gambar
" Bu, katanya korona bikin anak-anak ga bisa masuk sekolah kaya biasa ya ? " trus katanya juga mending suruh hum skoling daripada masuk sekola entar kena korona.  Itu gimana caranya ya bu? " " Kudu pake hp atawa laptop gitu ya? Kl gak punya, mesti gimana ya bu?  " Mesti beli paket internet brp lagi kira-kita ya bu buat belajar di rumah lagi kaya gitu ?" " kl hum skoling, ntar anak-anak belajarnya ama siapa bu ? " " Ya Alloh .. Kita bs apa bu? Lulus sekolah juga nggak. Makanya biarin anak-anak belajar ke sekolah ama bapak ibu guru yang ilmunya ada." " Sy mesti jualan ama bapaknya anak-anak, bu tiap hari. Pergi hbs shubuh, sampe rumah udah sore. Kalo sy gak ikut dagang, bapaknya lebih susah nnt buat cukupin beli beras ama lauk makan anak-anak juga tiap hari. Tapi, entar anak belajarnya gimana kalau mesti ama saya juga ya ? " Anak 5 bu. Hape cuma ada 2, punya sy ama bapaknya. Itu jg sering ga ada pulsa. Gimana kl belajarnya mesti

Ramadhan, Mari Berlomba..!

Gambar
Ramadhan memang bulan stimulus untuk memunculkan semangat 'berlomba' dalam kebaikan. Ketika masing-masing anggota keluarga sudah memiliki tautan visi dan misi yang serupa, maka semua gerak akan selaras diatas jalan yang sudah disepakati. Saling mengejar, bukan sekedar untuk mendahului agar ia tercatat unggul lebih awal. Tapi, semata untuk memunculkan deru semangat pada anggota keluarga lainnya, agar suhu berjalan atau berlari terus seirama dengan hentakan yang padu hingga mencapai akhir perjalanan bersama-sama. Indah bukan ? Nah, mengutip paparan Syaikh Abdul Karim Miqdad ( Ulama Palestina ) dalam kajian tarawih tadi malam, nih, kebaikan dan taqwa sejatinya memang bukan semata perjuangan manusia dengan sendirinya. Ketika Allah perintahkan taqwa kepada manusia yang memiliki berlimpah sifat lemah dan lalainya,sejatinya pula Dia meminta kita untuk saling menolong satu sama lain dalam mewujudkan kebaikan dan taqwa itu dalam diri masing-masing. " Dan tolong menolongla

Doa dan Semangat Untuk Pendidik Peradaban ! (Virtual Classroom & Covid-19)

Kondisi aktifitas dunia beberapa waktu terakhir tetiba mengalami transformasi yang signifikan, termasuk aktifitas belajar mengajar di sebagian wilayah yang terdampak. Institusi pendidikan diinstruksikan untuk mengalihkan proses belajar mengajar mereka secara daring/jarak jauh, tak terkecuali beberapa sekolah berasrama seperti halnya Assyifa Boarding School. Para santri yang berasal dari berbagai wilayah dan terbiasa beraktifitas bersama di asrama pun harus mengikuti prosedur social distancing, tetap berada di rumah setelah jadwal libur pesiar kemarin. Apakah artinya 'liburan' para guru & anak-anak bertambah? Tentu saja tidak bisa diartikan sebagai jadwal libur tambahan untuk mereka. Kejadian Luar Biasa terkait semakin mewabahnya covid-19 di negeri ini, mau tidak mau memang mengharuskan sekolah di wilayah terdampak untuk 'patuh' mengikuti arahan tindakan pencegahan, salah satunya memperlakukan santri yang sudah berada di rumah saat libur pesiar kemarin untuk t

'Home Learning' Ditengah Wabah Covid-19

Gambar
Home Learning kali ini memang lebih menantang dan mesti dibarengi dengan 'upgrade' fasilitas yang ada. Fix, akhirnya hp dan laptop kerja abi umminya pun terjadwalkan untuk media belajar anak-anak. Karena metode belajar dibuat virtual; jarak jauh, sehingga mengharuskan mereka terhubung online mulai dari belajar akademik, laporan setoran hafalan quran dan mutabaah aktifitas mulai bangun tidur hingga tidur kembali. Itu artinya harus siap menatapi layar hp atau laptop dengan koneksi internet yang harus lebih dari cukup. Membersamai masa belajar anak-anak di rumah kali ini sebenarnya memang sudah tidak lagi dipusingkan dengan bagaimana mencari bentuk pembelajaran yang super kreatif agar bisa menumbuhkan & menjaga semangat belajar mereka. Ya, usia mereka sudah lebih matang. Cukup mengingatkan tentang tujuan dan harapan-harapan masa depan mereka, lumayan sudah bisa melecut 'semangat' dan inovasi mereka untuk bisa menikmati aktifitas belajarnya tanpa harus berpayah memod

Terluka - Melukai

Gambar
Sejak kemarin berita remaja berusia 15 tahun yang membunuh seorang balita menjadi bahasan. Menelusuri keping-keping puzzle kisahnya yang tersaji dalam narasi-narasi berita. Film-film sejenis Chucky, Slender Man dan beberapa film horor penuh kekerasan memang dikabarkan menjadi genre film yang sering dinikmatinya. Semua imajinasinya juga terwujud dengan dukungan kecerdasan yang dimiliki, khususnya kecerdasan visualnya yang teramu dalam bentuk gambar-gambar yang ditemukan di rumahnya. Namun, sepertinya itu bukan sekedar gambar atau sketsa sebagai bentuk hobby dan pelampiasan rasa level biasa, melainkan sudah menjadi letupan-letupan rasa dengan level emosi yang sulit terlukiskan. Ya, tapi sepertinya ini juga bukan hanya sekedar tentang apa yang menjadi tontonan sang remaja yang kemudian disebut sebagai faktor pemicu yang melatarbelakangi aksinya. Ada hal utama lain yang sepertinya perlu kita cermati dan menjadi catatan penting yang juga bisa kita ambil sebagai pelajara

Kepada Gurumu, Tawadhulah..!

Saya terlahir dan tumbuh dari keluarga besar pendidik ( guru ). Taqdir mempertemukan dengan suami yang juga terlahir dan besar dengan latar belakang keluarga besar yang sama. Nilai-nilai kehidupan, kisah-kisah jejak pengabdian yang tertorehkan oleh para pendahulu, jelas melekat erat dalam kehidupan kami dan anak-anak hari ini. Masih teringat, berbilang tahun ke belakang ketika usia kami belumlah remaja, saat bapak pernah memberi wejangan dalam rutinitas lingkaran kecil keluarga kami setelah sholat maghrib dan tadarus bersama, jelang sholat isya dan waktu belajar malam kami. " Umar bin Khattab pernah bilang seperti ini ' tawadhulah kalian terhadap orang yang mengajari kalian '. Nah, Pesan ini bapak teruskan buat anak-anak bapak, ya. Tawadhulah dengan guru-guru kalian. Allah akan memberi keberkahan ilmu, ketika kalian menghargai seorang guru. Mereka memang tetap manusia, yang punya salah atau keliru. Tapi, ketawadhuan kalian, akhlak baik kalian kepada mereka InsyaAllah bi

" Zah..Zah...Ustadzah.."

Gambar
Menyingkat kata, mungkin memang menjadi ciri dari generasi pemuda hari ini. Generasi Z, istilah yang dibuat manusia. Maka, beberapa tahun terakhir ini, beberapa kali juga kami mendengar kata-kata yang telah disingkat keluar dari lisan atau cerita anak-anak. Dimulai dari nama teman, nama tempat, nama makanan, yang padahal itu pun hanya berupa satu kata saja. Belum lama ini, si tengah yang 'terpapar'..😬 " Gimana ujian kemarin ?" " Alhamdulillah, B aja , ummi .." " B ? Maksudnya nilainya B ?" " Bukan, ..maksudnya ' biasa' aja .." Walah...😅 Lalu, ada kata dalam bahasa tulisan chat si sulung. " Awook ini maksudnya apaan sih ?" " Hehe, itu artinya wakawaka... singkatan dr wkwkwkwk gitu deh..." Haa ? @&%#%# Beneran deh, jadi pingin nyeruput kopi pahit 😅 Oke lah, awalnya untuk sementara kami tetap mencoba " memahami " kondisi kekinian, walau tetap selalu kami ingatkan bahwa tidak selalu yang 'kekin