Jangan Tinggalkan Peranmu, Ayah..



Sempat salah fokus ketika membaca sebuah caption bertema keberhasilan anak-anak meraih prestasi dalam sebuah status yang melintas di beranda timeline facebook.

Dituliskan jelas pada caption, bahwa yang awal menghantarkan anak-anak itu memasuki sekolahnya hingga meraih pretasinya sekarang adalah sosok ibu. Ya, hanya tertulis ibu. Lalu sosok ayah ? Apakah ayah mereka tidak memiliki peran dalam memilihkan sekolah lalu mengantarkan anaknya memasuki sekolah tersebut? Ataukah tidak ada peran ayah sama sekali dalam memantau perkembangan pendidikan anak-anaknya ? Ataukah juga malah tak ada sebersit doa pun dari ayah mereka yang bisa menjadi kunci taqdir keberhasilan anak-anak mereka itu ?

Saya tidak tahu, apakah memang realita dari status tersebut memang mengetahui bahwa hanya ibu-ibu anak itulah yang berperan dalam pendidikan hingga keberhasilan anak-anak tersebut ataukah hanya selintas gambaran umum yang dijumpai, bahwa biasanya para ibu lah yang memegang peranan besar dalam pendidikan anak-anaknya. Artinya, berhasil atau tidak berhasilnya anak-anak dalam pendidikan atau kehidupan mereka pun hanya bersandar pada peran ibu. Nah, lho..!

Dan, jujur saja, tetiba saya jadi miris sekaligus kasihan juga dengan para ayah. Sebegitu hilangnya kah ayah dalam peran pendidikan dan pengasuhan anak-anak mereka saat ini ? Andai itu semua benar, artinya keluarga-keluarga kita hari ini memang darurat sosok ayah, ya..

Kembali ke bahasan awal, saya jadi membayangkan juga para ayah anak-anak tersebut jika kondisinya tidaklah demikian. Ayah, yang mungkin sering tidak disebut dalam peran keberhasilan prestasi anak-anak itu, bisa jadi ternyata adalah sosok yang paling banyak melangitkan doa-doa untuk anak-anak mereka.
Dalam diamnya seorang ayah, dalam kegetiran melewatkan waktu-waktu bersama keluarganya karena harus menunaikan kewajiban sebagai kepala keluarga, dalam setiap episode lelah berjibaku dengan berbagai amanah dan masalah, ayah-ayah sholih yang ada ini tentu tak bisa diabaikan perannya. Mungkin fisiknya memang tak sesering nampak seperti ibu dalam membersamai, namun bisa jadi hatinya lebih lekat dan selalu mengiringi hati anak-anak mereka. Ayah-ayah sholih yang berusaha menjadi sosok Ibrahim. Ayah sholih yang bijaksana ingin menyerupa seorang Luqman. Ayah sholih yang lembut dan penuh kasih sayang seperti sosok Rasulullah tercinta.

Ya, bisa jadi peran keberhasilan anak-anak itu juga karena tertopang dari ‘tegas’nya para ayah dalam menempa jiwa anak-anaknya, tentu dengan ke-khas-an sosok ayah yang berbeda dengan sosok ibu. Bisa jadi, dibalik semua keberhasilan anak-anak tersebut, ada sosok bijak para ayah dalam membimbing istri-istri mereka menjadi ibu yang terbaik untuk anak-anaknya yang kemudian bisa mengalirkan energi cinta untuk anak-anak mereka pula.
Saya sendiri meyakini, bahwa masih banyak sosok ayah, juga calon ayah yang akan bersiap sungguh-sungguh menjadi ayah peradaban yang memang memiliki peran penting untuk keberhasilan anak-anak mereka.:)

Maka, entahlah, saya lebih setuju ketika caption status yg melintas tadi bisa sedikit di edit, dengan mengganti kata ‘ibu’ menjadi “ orangtua “. Ya, orangtua, artinya ayah & ibu. Terlepas, apakah dalam realitanya peran sosok para ayah dari anak-anak tersebut memang tak sehebat peran sang ibu, ya.
Namun, senantiasa menuliskan kata orangtua dalam setiap literasi yang menggambarkan hubungan pengasuhan dan pendidikan generasi, adalah sekaligus untuk menekankan, bahwa pengasuhan dan pendidikan itu memang wajib dilakukan berdua, oleh ayah dan ibu walau mungkin dengan kekhas-an nya masing-masing, sesuai fitrah penciptaan mereka.

Dan, semoga status saya ini bisa menjadi motivasi untuk para ayah agar mampu membuktikan bahwa keberhasilan anak-anak mereka pun tidak lepas dari peran dan komitmen pengasuhan mereka. Karena, pengasuhan dan pendidikan anak-anak tentu tak boleh dilakukan hanya oleh para ibu. Wajib dibersamai juga oleh para ayah.
Bukankah ayah dan ibu bersatu dalam pernikahan adalah juga untuk tersemat peran dan penunaian tugas sebagai ‘orangtua’ sebagai tujuan dari pernikahan yang mereka lakukan tersebut ? Melahirkan generasi dan mewariskannya untuk peradaban dunia.

Setuju, kan para ayah ? 😊
Para ibu, pasti setuju juga yaa....


Komentar

Postingan populer dari blog ini

" Zah..Zah...Ustadzah.."

Ikatlah Semua Asa Di Langit-Nya

Saat Ikhtiar dan Doa Tak Sesuai Taqdir