Laki-laki, Penggenggam Kunci Surga Keluarga


Seorang pemuda yang baru saja menggenggam erat tangan laki-laki paruh baya dihadapannya diiringi barisan kalimat akad istimewa terucap menggetarkan yang tertulis sanggup menggucang ArsyNya, terlihat menahan airmata tumpah. Haru, bahagia namun menyelisip sesak seolah bercampur beban berat yang terasa mulai mendera.

Sungguh, bukan ia tak bahagia. Tapi karena ia amatlah merasa luarbiasa , ketika pada akhirnya tersemat sebuah amanah di pundaknya. Gelar suami dari seorang wanita yang Allah pilihkan untuknya dengan segala kurang dan lebihnya, kini tersandang sudah. Kelak, akan bertambah pula status diri menjadi ayah untuk putra putrinya. Amanah sebagai Imam ( pemimpin ) untuk mereka mau tidak mau siap mengiringi semua statusnya saat ini. Pemimpin yang akan Allah mintakan pelaporannya dan diwajibkan pula pertanggungjawabannya.

Maka ketika selesai akad terucap, bukan hanya suasana suka berbunga-bunga yang mestinya ia bayangkan, namun juga sebuah rancangan persiapan ekspedisi mulia yang harus berjalan di atas titahNya dengan pelayaran yang pasti dan mutlak akan penuh dengan tantangan angin serta gelombang badai.Ini bukanlah tugas yang ringan. Karena sejatinya, pernikahan memang adalah misi awal membangun istana keluarga di surga , bukan hanya di dunia. Dan tugas itu akan dikomandoi oleh seseorang yang sudah Allah kuatkan bahunya untuk menanggung beratnya. Ia yang disebut laki-laki.

“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena itu Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.” (QS. An Nisa : 34)

Allah telah melebihkan tanggung jawab itu kepada seorang laki-laki dengan semua karakter yang khusus disiapkan untuknya . Ia sebagai kepala yang bertanggungjwab untuk sebuah proses pembentukan keluarga dengan segala perniknya. Maka pada wujud keImanannya lah terletak kunci pintu surga untuk keluarganya. Pada setiap gerak teladannya, terletak sumber –sumber karakter kebaikan yang akan bertumbuh pada generasi-generasi penerusnya kelak. Pada kasih sayang , perlindungan dan sentuhan lembutnyalah terletak kunci-kunci kepatuhan dan ketaatan sang istri kelak.

Seorang laki-laki dengan titel suami dan ayah adalah penanggungjawab pertama nan utama. Ia pula yang seharusnya memastikan kehalalan setiap rezeki yang memenuhi lambung keluarganya. Menjaga keberkahan rezeki ini menjadi poin penting dalam pembentukan jiwa-jiwa anggota keluarga agar terhindar dari menjauhnya kasih sayang dan penjagaan Allah atas mereka. Memastikan bahwa setiap anggota keluarganya benar-benar selalu berusaha dalam koridor kepatuhan dan ketaatan kepada Allah adalah proses perjuangan yang harus ia komandani dengan sungguh-sungguh dan bukan sambilan di saat waktu luang. Ia pula yang sedianya sentiasa mengupayakan sinergi dan kolaborasi indah menyatukan langkah bersama sang pendamping dengan berbagai perbedaan karakter yang pastinya akan selalu mewarnai.

Hadits Rasulullah saw : “Seorang laki adalah pemimpin didalam keluarganya dan dia bertanggung jawab atas keluarganya. “ (Muttafaq alaih)

Sungguh, ini adalah sebuah episode pelaksanaan amanah yang tidak mudah. Dan, ketika masih ada saja para lelaki yang menganggap sebuah pernikahan adalah semata mereguk kenikmatan dan memperoleh keindahan, tentu harus kembali diingatkan akan sebuah kewajiban besar yang Allah jatuhkan padanya. Ini bukan sebuah permainan, tapi ini adalah perjalanan besar. Dalam perjalanan ini hanya akan ada 2 tujuan yang terhampar di depan, surga bersama keindahan abadinya atau neraka dengan ragam pemusnah semua kelezatan yang akan sangat menyiksa pun sentiasa abadi menimpa.

Diatas perpaduan hati-hati yang sudah Allah satukan dan taqdirkan dalam sebuah sampan kehidupan bersama , pilihan pasti adalah mengarungi gelombang lautan dunia ini menuju satu tujuan akhir tersebut. Maka, laki laki menjadi kunci untuk sebuah bangunan keluarga yang kelak akan dibangun bersama penghuninya di kehidupan abadi itu nanti. Ya, tanggungjawab penggenggam kunci itu adalah laki-laki ; suami dan ayah, yang selalu diharapkan menjadi nakhkoda terbaik untuk mengarahkan sampan kehidupan berlayar dengan sempurna menuju Surga.

“Hai orang-orang yang beriman jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.”
(QS. At Tahrim : 6)


@fitry ummuza






Komentar

Postingan populer dari blog ini

" Zah..Zah...Ustadzah.."

Ikatlah Semua Asa Di Langit-Nya

Saat Ikhtiar dan Doa Tak Sesuai Taqdir