Jangan Pernah Hadir Untuk Mereka, Jika Hati Tidak Siap Menyentuhnya

Anak- anak memiliki hati atau perasaan yang begitu peka. Pun dengan anak-anak didik di sekolah yang memiliki guru sebagai "orangtua" keduanya.Hatinya akan peka dengan guru-guru yang memang mengajar dengan "hati", dengan niat mendidik mereka karena Allah atau mendidik mereka hanya karena "mengharap"pundi rupiah, kenaikan golongan kepegawaian, atau bahkan mendidik mereka karena keterpaksaan karena tidak ada pekerjaan lain.

Dan sesungguhnya, tanpa disadari kepekaan itu akan mewarnai prilaku serta pola pikir mereka. Ibarat menyentuh hati, begitulah interaksi guru dengan muridnya. Sama halnya orangtua dalam mendidik anak. Sentuhan hati orangtua yang akan tercermin dalam pola laku dan sikap, juga akan mewarnai pola dan gerak anak-anak kelak. Usia anak-anak yang sejatinya masih bersih memang membutuhkan sentuhan hati para pendidik yang benar-benar tulus. Agar setiap pesan yang tersampaikan dari para pendidiknya, sanggup mencapai dasar hati mereka yang jernih. Maka seringkali kita temui, anak -anak yang sangat dan begitu lekat dengan salah satu pengajar mereka di sekolah karena karakter dan pribadinya yang disegani .

Mendidik dengan hati, sejatinya memerlukan sebuah niat dan ketulusan yang senantiasa harus diperbaharui dalam setiap prosesnya. Maka seorang pendidik tidak cukup menguasai ilmu atau materi untuk disampaikan kepada anak didik, namun ia juga harus menguasai tekhnik mendidik yang mewarnai prilaku. Ya, tekhnik bagaimana mendidik bisa sekaligus membentuk karakter atau prilaku dengan baik, hanya bisa dilakukan dengan hati.Hati yang akan mewarnai prilaku setiap pendidik yang kemudian tidak hanya sekedar menjadi contoh yang bisa ditiru oleh anak-anak didik, namun bahkan langsung menjadi bagian pola gerak anak didik itu sendiri

Berapapun banyak konsep atau teori yang kita kuasai, ketika tidak menjadikan hati sebagai bagian dalam proses mendidik, jangan pernah mengharapkan output karakter atau moral anak-anak akan selaras dengan ilmu yang mereka kuasai. Betapa banyak anak-anak yang menguasai ilmu dengan baik, namun karakter dan prilaku mereka ternyata tidak seperti yang diharapkan. Bisa jadi, sentuhan hati antara pendidik dan dirinya tidak terjalin dan sekedar sebagai sebuah hubungan siapa membutuhkan apa dan apa mendapatkan berapa. Layaknya sebuah hubungan kerja saja. Padahal proses pendidikan sejatinya adalah proses menuntun, mengarahkan atau mengubah sesuatu menjadi lebih bernilai, dalam hal ini mencakup keseluruhan fungsional diri. Karena itulah, sentuhan hati memiliki peran penting dalam proses ini.

Maka, kesadaran untuk selalu menyertakan hati yang bersih, niat yang tulus dalam mendidik semata untuk bisa membentuk generasi-generasi bangsa yang tak hanya pandai dalam teori ilmu pengetahuan, harus selalu ditumbuhsuburkan. Sekali lagi, mendidik atau mengajar bukan semata untuk mendapat penghasilan atau apa yang disebut sebagai gaji bulanan karena tercatat sebagai pegawai. Namun, lebih dari itu, mendidik adalah proses membentuk anak manusia, yang sebenarnya tak bisa disandingkan dengan angka-angka rupiah sebagai imbalan. Tentu kesadaran ini memang membutuhkan sebuah kekuatan hati. Kekuatan hati dan kekayaan jiwa untuk bisa melakoni tanpa lelah .


Sepenuh dedikasi untuk sahabat-sahabat yang menguatkan diri , memilih tegak dan sepenuh hati menjadi bagian para pendidik atau guru di negeri ini. Semoga senaniasa terus memperbaharui niat dan ketulusan dalam mengajar. Mendidik anak-anak ideologis di sekolah atau lembaga pendidikan apapun itu, seperti halnya kita mendidik anak-anak di rumah, tanpa perbedaan. Mendidik mereka dengan kasih sayang, dengan cinta, dengan kelembutan . Juga senantiasa mendoakan mereka , seperti kita mendoakan anak - anak kita sendiri . Dan inilah sebuah proses yang disebut menautkan hati.

InsyaAllah , proses menautkan hati- hati ini kelak akan berbuah generasi yang luar biasa, bukan hanya ilmu, tapi juga karakter atau akhlak.
Ya, guru dan murid, layaknya da'i dan objek dakwah. Maka sentuhlah dengan hati, sentuhlah dengan niat yang bersih, niat yang ikhlas, semata mengharap ridha Allah.

@fitry_ummuza


Komentar

Postingan populer dari blog ini

" Zah..Zah...Ustadzah.."

Ikatlah Semua Asa Di Langit-Nya

Saat Ikhtiar dan Doa Tak Sesuai Taqdir