Iman, Hati & Akal

Iman memang tak bisa diwariskan. Namun, ia bisa di tumbuhkembangkan,dipupuk,disiram dan dirawat dengan baik. Tugas orangtua memang bukan mewariskan iman, namun mengenalkan,menguatkan dan menumbuh suburkan di hati masing-masing generasi yang dititipkan pada kita. Kelak, saat ia memulai masa ' memiliki diri sendiri ', ia akan menjelajah dengan apa yang terekam, tertanam dengan kuat dalam pikirnya.

Suatu masa, ia akan bertemu ragam tetumbuhan yang berbeda pupuknya. Mungkin saja ia akan bertanya dan ingin menemukan jawab. Ia bisa bertemu dengan jawaban yang benar dan ia meyakini sepenuh hati. Atau sebaliknya, ia akan menemui jawaban yang keliru dan serta merta menentangnya. Namun, bisa saja  ia pun menemui jawaban keliru dan kemudian ia meyakininya sebagai sebuah kebenaran.

Untuk itulah seruan saling menasehati dalam kebenaran Allah titahkan. Saling menjaga dan mengingatkan, walau mungkin dengan cara yang juga tak sama untuk setiap wajah. Ya, ibarat ragam media tanam atau tumbuhan yang sering kali satu sama lain berbeda cara menjaganya untuk tumbuh sempurna sesuai harapan.

Karena hati adalah pangkal keImanan, pangkal meyakini. Namun ia begitu mudah juga  berbolak balik. Maka, memupuk hati setiap hati adalah proses yang tak boleh lelah ditunaikan. Memupuk dengan doa kepada sang Pemilik Hati sesungguhnya,  agar hat -hati senantiasa terjaga tegak diatas jalan-Nya.

Agar akal pun tak merasa lebih berkuasa. Agar hati pun sanggup menahan akal untuk tidak melampaui batas mendeskripsikan serta meng imajinasikan setiap apa yang sebenarnya tidak termasuk dalam jangkauannya.

Karena Iman bukan atas titah akal. Namun, akal yang akan mengelaborasi kejernihan hati untuk menguatkan Iman.

- ummu za -


#serpihancatatan


Komentar

Postingan populer dari blog ini

" Zah..Zah...Ustadzah.."

Ikatlah Semua Asa Di Langit-Nya

Saat Ikhtiar dan Doa Tak Sesuai Taqdir