Melepasmu di Kawah Peradaban

Jika tidak rindu, itu salah.
Melepasnya kemarin saja, sungguh (hati)  penuh perjuangan. Menahan agar bulir panas yang terus menggenang untuk tidak mengalir tumpah, terasa begitu susah payah hingga sesak tidak sanggup membuat lisan meluncurkan kata. Untung saja, hari melepas saat itu kami saling menatap dalam keremangan malam, hingga aliran bening ini tak jelas tertangkap matanya.

Walau tanpa banyak kata, kami hantarkan miliaran energi cinta penguat langkah dalam genggaman perpisahan. Kami tahu, dia mengerti dan akan sungguh mencoba menjalani, walau langkah mungkin terasa berat di awal ini. Wajar..
Dia cengeng ? Tentu tidak  buat kami. Malah hal yang aneh, jika dia nampak biasa saja atau nampak 'bahagia'. Bisa jadi, malah kami yang akan 'sedih' dalam warna berbeda jika menemuinya dengan rupa seperti itu.
Tapi, maaf, ini tentu bukan berarti wujud sebuah ketidakikhlasan.

Walau 3 tahun yang lalu sang kakak telah mengawali episode ini, tentu saja suasana warnanya tidaklah senada seperti episode sang adik kemarin.
Setiap anak, tentulah berbeda, walau terlahir dari rahim yang sama. Allah kaya dengan ragam warna berbeda yang dianugerahkan pada setiap jiwa.

Dan..
Anugerah itu salah satunya adalah engkau, nak..
Pemuda belia, kini layak tersandang untukmu.

Berkelebat, bayangan dulu..
Gegap lantang bersama polah yang tak pernah lelah membersamai.
Berputar terus tak henti otakmu menyusuri setiap hal yang menarik kalbu.
Entah, sudah berapa ratus buku, kaleng, kertas, botol, pena, kardus dan pecah belah lainnya,  bahkan kacamata yang menjadi incaran kreativitasmu. 😁

Ah, kami tahu, engkau begitu istimewa dengan  kekuatan inovasi dan ribuan imajinasi yang selalu siap mengubah hal tiada makna menjadi berguna.
Dan, sungguh, beribu maaf pun harus terlantun atas kemampuan kami yang masih saja selalu terbatas untuk membuatmu bersinar lebih cerlang hari ini..
Tapi, yakinlah, sejatinya engkau adalah milikNya.
Dan sesungguhnya Dia Yang Maha Perkasa untuk menyempurnakanmu menjadi pemuda yang jua hebat dihadapanNya.
Seperti Dia telah mencipta sosok Mush'ab bin Umair, Sa'ad bin Abi Waqash, Khalid bin Walid, Muhammad al Fatih,  Shalahuddin Al Ayyubi, maka, hanya doa yang sanggup kami lantunkan untuk menyempurnakan ikhtiar membersamaimu, pun untuk episode ini.

Semoga Allah menyempurnakan penjagaanNya untukmu,  memberkahi setiap langkahmu,  meridhoimu menjadi hamba hamba terpilihNya sebagai hafiz quran yang menggenggam panji kemuliaanNya, berjuang dijalanNya, dan meraih cita tertinggi ; syahid menuju surga.

Kepakkan sayapmu dengan leluasa di langit yang lebih luas, nak.
Kita berhak bermimpi menjadi yang terbaik.
Gapai mimpimu untuk menjadi bagian generasi pembebas Palestina dan Masjid Al Aqsha. Teruslah membilang langkah semakin dekat dan dekat kepadaNya.
Kita akan selalu saling mendoakan, saling menguatkan...

Ingatlah nak..
Allah bersamamu...
Allah menatapmu
Allah mengawasimu
Allah menjagamu..

- ummu za -

Semangat berjuang di kawah Peradaban Assyifa Boarding School, nak...


Komentar

Postingan populer dari blog ini

" Zah..Zah...Ustadzah.."

Ikatlah Semua Asa Di Langit-Nya

Saat Ikhtiar dan Doa Tak Sesuai Taqdir