Keluarga Indonesia Hebat, Rahim Hangat Pemimpin Bermartabat


Keluarga adalah rahim sebuah peradaban bangsa. Sebagai institusi kehidupan yang paling kecil, keluarga adalah kawah mega proyek kepemimpinan sebuah negara dimana sejatinya akan lahir
generasi - generasi emas bangsa yang kelak tercatat sejarah keindahannya oleh semesta.

Ibnu Sina, dalam sebuah bukunya; As Siyasah, bertutur tentang pentingnya peran keluarga, susunan rumah tangga dan pendidikan bagi keberlangsungan sebuah negara. Ketiganya memang memiliki bahasan masing-masing, namun Ibnu Sina memandang bahwa ketiga unsur tersebut tidak dapat dipisahkan dari negara, Jadi, bicara tentang sosial politik adalah sekaligus akan membicarakan keluarga, rumah tangga dan pendidikan. ( Ensiklopedi Leadership & Manajemen Muhammad SAW )

Ya, bicara tentang negara artinya kita akan membicarakan pula tentang keluarga. Bisa dikatakan bahwa keluarga adalah sumber utama dan sumber inspirasi sebuah negara. Sebuah negara yang baik dan tangguh akan dibangun oleh keluarga dan rumah tangga yang juga baik. Ibarat rahim sebuah generasi bangsa, begitulah keluarga bisa kita tempatkan. Maka, dalam keluarga lah pondasi-pondasi kukuhnya sebuah bangsa akan disusun sedemikian rupa. Dimana pondasi terbaik akan direncanakan dan disiapkan sebagai penopang sebuah bangunan besar bernama negara dengan segala pernak-pernik yang akan menyertainya

Dengan keutamaan itulah, penting untuk kita menguatkan kembali kesadaran betapa pentingnya kualitas sebuah keluarga untuk keberlangsungan negara dan bangsa. Didalam keluarga lah generasi kita pertama harus mendapatkan asupan bergizi untuk semua aspek kehidupannya, baik aspek spiritual, intelektual ataupun sosial sebagai kunci - kunci pembuka kebaikan untuk masyarakat dan bangsanya kelak.

Maka, mewujudkan ketahanan keluarga yang kukuh menjadi sangat mutlak diperlukan, ketika kita ingin melihat bangsa dan negara ini juga kelak mewujud sebagai sebagai bagian peradaban dunia yang gemilang. Tentu memang perlu kerja keras yang besar, kesungguhan yang luar biasa serta kesabaran dalam membersamai prosesnya. Bukan sesuatu yang mudah, tapi kita harus yakin bahwa kita bisa mewujudkannya.

Ketahanan atau kekukuhan sebuah keluarga memang tidak bisa hadir seketika. Ia membutuhkan perangkat serta dukungan-dukungan terbaik untuk menjalaninya. Disinilah peran tanggung jawab setiap individu untuk mengukuhkan keluarga yang dimilikinya menjadi bagian proses yang akan menentukan keberhasilannya. Suami dan istri sebagai kepala proyek bangunan sebuah keluarga harus terus menguatkan kemampuan mereka agar dapat membangun keluarga yang tangguh dan kuat. Menguatkan kemampuan untuk mendidik anak-anak di rumah sebagai generasi - generasi yang diharapkan kelak menjadi pemimpin-pemimpin terbaik bangsa ini, harus disiapkan pula dengan kesungguhan.

Tugas dan peran suami istri sebagai orang tua berkualitas ini tentu tidak boleh diabaikan atau malah menempatkannya sebagai tugas sambilan bahkan mungkin malah mendelegasikan penuh pada institusi pendidikan di luar. Sejatinya, pendidikan dalam keluarga menjadi sumbu utama yang akan menjadi dasar dari pendidikan mereka di luar, seperti sekolah atau lembaga pendidikan formal dan non formal lainnya. Artinya, awal kekuatan generasi dalam menempa diri dan meluaskan ilmunya di luar rumah seharusnya didapatkan lebih dulu di rumah, pada keluarga mereka. Maka, mengukuhkan pondasi keluarga yang berkualitas mau tidak mau menjadi kewajiban yang harus dilakukan tanpa tawar menawar jika ingin bangunan bangsa ini pun terus berdiri dengan kokoh dan bermartabat.

Di tengah suasana pandemi wabah covid-19 yang juga menghampiri bangsa ini, yang mengakibatkan hadirnya perubahan gerak aktivitas kehidupan setiap individu, tentu memberikan efek juga pada kondisi setiap keluarga. Namun, bersama dengan hadirnya himbauan pemerintah untuk mengurangi aktifitas di luar atau adanya pembatasan sosial berskala besar di sebagian besar wilayah negeri ini, menjadi satu momen yang sebaiknya tidak boleh disia-siakan oleh setiap keluarga untuk dapat mengoptimalkan proses mengukuhkan bangunan keluarga.

Kebersamaan bersama seluruh anggota keluarga yang dapat dinikmati dalam porsi yang lebih besar dari kondisi normal sebelum wabah hadir, akan membuka peluang-peluang yang dapat dioptimalkan dalam mewujudkan ketahanan keluarga. Contohnya adalah penguatan-penguatan pada aspek pendidikan spiritual, seperti penguatan dan saling menyemangati untuk ibadah bersama keluarga. Kebersamaan juga bisa memunculkan kesempatan orang tua untuk banyak berdiskusi bersama anak, membuat program literasi atau bahkan menggali dan memunculkan potensi - potensi lainnya yang mungkin selama ini belum terangkat pada setiap diri anggota keluarga, semisal untuk kemampuan IT dimana kondisi pandemi wabah saat ini yang juga menyebabkan beberapa aktivitas kita lebih banyak menggunakan teknologi berbasis online.

Untuk aspek sosial, kita juga bisa membuat program dengan tujuan memunculkan kemanfaatan keluarga untuk masyarakat. Seperti membuat program peduli atau berbagi dengan tetangga atau masyarakat sekitar yang terdampak covid-19, khususnya dari sisi ekonomi. Program seperti ini diharapkan akan menjadi sarana menumbuhkan empati yang lebih besar dalam diri setiap keluarga sekaligus juga akan menguatkan kebersamaan dan mengukuhkan setiap bangunan keluarga itu sendiri.

Pada akhirnya, tidak ada kejadian apapun yang Allah hadirkan di muka bumi ini tanpa membawa hikmah bagi makhluknya. Pun dengan kondisi pandemi wabah saat ini. Maka, salah satu hikmah terbesar yang dapat kita ambil adalah momen kebersamaan keluarga yang diharapkan dapat lebih berkualitas dan bermanfaat. Satu kesempatan untuk kita bisa menguatkan bangunan keluarga sebagai penyuplai generasi - generasi hebat pemimpin bangsa ini kelak.

Catatan sejarah banyak bertutur tentang lahirnya para pemimpin sebagai sebuah proses panjang yang didahului dengan kehangatan rahim setiap keluarga yang melahirkan pemimpin-pemimpin tersebut. Kegagalan lahirnya pemimpin-pemimpin hebat, adil atau istimewa diawali dengan kegagalan sebuah keluarga dalam mendidik pondasi awal mereka di rumah.

Ya, pemimpin yang istimewa akan lahir dari keluarga yang istimewa. Pemimpin yang akan memberi kehangatan untuk masyarakatnya adalah mereka yang lahir dari kehangatan keluarga. Pemimpin yang membawa kesejukan bagi masyarakatnya adalah mereka yang lahir menjadi penyejuk mata keluarganya. Pemimpin yang istimewa juga lahir dari sinergi indah penuh keharmonian pasangan suami istri yang menjadi nahkoda bahtera keluarga. Artinya, mereka memang lahir dari keluarga-keluarga yang istimewa dengan pondasi ketahanan keluarga yang tangguh dan berkualitas.

Selamat Hari Keluarga Nasional 2020 !
-----------------------------

@fitry_ummuza
Biro Ketahanan Keluarga
BPKK DPD PKS Jakarta Utara

Komentar

Postingan populer dari blog ini

" Zah..Zah...Ustadzah.."

Ikatlah Semua Asa Di Langit-Nya

Saat Ikhtiar dan Doa Tak Sesuai Taqdir