Anak, Samudera Hikmah Tak Berbatas

Setelah menjadi orangtua, sesungguhnya Allah menitipkan banyak pelajaran lewat kehadiran anak-anak. Pelajaran atau hikmah yang mungkin saja baru akan dipahami jauh setelah melewati hari- hari dengan mereka. Anak, ibarat buku-buku dihadapan yang mesti kita baca dengan seksama, untuk kemudian bisa kita ambil pelajaran dari setiap apa yang tertulis di dalamnya.

Dan, belajar dari anak-anak selalu akan menjadi bagian yang paling indah dan mengasyikkan dalam episode kehidupan kita. Menemani keseharian mereka, menghadirkan luapan rasa yang sulit terlukiskan. Maka, pelajaran pertama yang Allah titipkan lewat kehadiran anak-anak adalah pelajaran untuk bersyukur. Ya, bersyukur atas indahnya kepercayaan yang Dia berikan kepada kita, sehingga Allah mau menitipkan amanah-Nya kepada kita. Bukankah syukur ini yang harus pertama kali dihadirkan ? Disaat banyak dari mereka yang sudah Allah berikan nikmat untuk menikah, namun kemudian Dia uji dengan menunda hadirnya buah hati yang pastinya selalu kita nanti. Sedang kita, Allah mudahkan kehadirannya dengan begitu sempurna menghiasi hari-hari kita.

Belajar dari anak-anak yang hadir dalam kehidupan kita, adalah belajar agar terus berusaha menyempurnakan peran dan menyempurnakan tugas dari-Nya yang berat. Dan, mau tidak mau , tugas itu harus terus dilaksanakan. Kembali disana Allah berikan satu pelajaran, agar konsisten kita tetap terjaga untuk memperkuat kesungguhan yang juga harus senantiasa diperbaharui. Agar kita tetap sempurna dan paripurna dalam mendidik dan mencintai mereka sesuai perintahNya.

Maka selanjutnya, puluhan ribu episode membersamai anak-anak seharusnya juga mengambil puluhan ribu pelajaran atau hikmah yang Allah sampaikan lewat mereka. Hikmah, yang terkadang kita luput menikmatinya, bahkan mungkin tak pernah mencernanya sama sekali. 

Pernah satu waktu, ada dialog antara saya, si sulung dan si tengah , jagoan cilik kami menjelang tidur. " Ummi, besok zaheed libur dulu ya belajar dirumahnya. Mbak Za juga besok libur sekolahnya. Iya, kan ? "
" Adek, belajar itu nggak boleh ada liburnya.Setiap hari harus belajar. Sampai tua juga harus terus belajar, supaya nanti saat mati dan menghadap Allah, kita pintar.." Kakaknya pun menimpali.
" Allah kan Maha Baik, Mbak. Pasti boleh, deh libur dulu belajarnya. Sebentar nih, Zaheed do'a dulu sama Allah. Mau ijin nggak belajar dulu."

Kami pun memperhatikannya yang khusyuk mengangkat tangan , berdoa. Kemudian dia pun berkata:
" Udah, Mbak. Kata Allah, boleh kok libur dulu belajarnya. Sekarang kita bobo ,yuk.."
Kami pun tergelak atas tingkahnya. Namun, kemudian kami tersadar. Ya, ada pelajaran indah disana. Ketika jagoan kami itu seolah mengingatkan, bahwa harus selalu ada bentuk keyakinan mendalam untuk selalu melibatkan Allah dalam setiap keinginannya. Do’a, menjadi satu bentuk kepasrahan utuh kepada-Nya.

Kemudian pernah satu waktu, saat saya sedang mengecek hapalan Quran si sulung, saat dia masih di sekolah dasar. Tidak seperti biasanya, saat itu dia sangat terbata-bata, hingga berulang kali harus mengulanginya. 
"Kenapa hari ini kok susah banget ya menghapalnya, ya Mi ? Haduuh, lama banget bisa ingatnya. Kenapa ya, mi? " Tanyanya sambil matanya menerawang. Tangannya pun tak luput menepuk-nepuk dahinya.
" Hmm, iya, kenapa hari ini Za lama sekali untuk bisa menghapalnya ? " Saya pun balik bertanya. Za tampak berpikir keras. 

Tiba-tiba dia menyeletuk,”Ooh, mungkin karena hari ini Za lupa baca do'a keluar rumah waktu mau beranagkat sekolah tadi. Terus tadi juga ketinggalan sholat Dhuha, karena malah keasyikan mewarnai. Eh, iya, tadi juga Za iseng ngumpetin qur'annya Fathimah, teman Za. “
“ Terus juga nih, mi, tadi Za tilawah qur'annya nggak seperti biasanya, 2 halaman. Agak males mi. Hm, mungkin itu kali ya mi, jadinya agak susah melanjutkan hapalan Za ? Karena Za nakal dan lalai." Katanya sambil mengulum senyum.

Jujur, saya pun sedikit terpana saat dia bisa menyimpulkan seperti itu. Karena sejauh ini, saya sendiri belum dengan detail menjelaskan beberapa kondisi hati dan perilaku yang bisa menyebabkan kita sangat sulit bisa menghapal Alqur'an. Ah, satu lagi hikmah atau pelajaran dari seorang anak manusia. Kembali diingatkan oleh Allah, lewat si kecil Za saat itu. Ketika rasanya amat malas muraja'ah, menghapal atau bahkan mungkin terlupa dengan apa yang sudah pernah dihapal, mungkin itu disebabkan ada hak Allah yg belum sempurna tertunaikan. Ada kemaksiatan yang kita lakukan, sehingga mempengaruhi jiwa, hati dan fikir untuk mudah mempelajari dan menerima ayat cinta-Nya..

MasyaAllah, itu baru sepenggal episode bersama anak-anak. Namun, dari lisan juga perilakunya, sesungguhnya Allah sedang memberikan kita samudera hikmah yang luar biasa. Bukan hanya dari kebaikan-kebaikan yang nampak dari mereka. Bahkan, tingkah dan polah negatif dari mereka yang pastinya juga hadir menyempurnakan tabiat manusia sesungguhnya, selalu ada hikmah yang hendak Allah sampaikan. Kuncinya hanyalah, bagaimana kita bisa membaca dengan seksama untuk setiap episode yang Allah iringkan pada mereka. Karena sesungguhnya, adanya mereka lengkap dengan ragam polahnya, pasti akan selalu menghadirkan hikmah yang tak pernah berbatas.

@fitry_ummuza

#Day19
#Squad1
#30DWCjilid10
#30DWC


Komentar

Postingan populer dari blog ini

" Zah..Zah...Ustadzah.."

Ikatlah Semua Asa Di Langit-Nya

Saat Ikhtiar dan Doa Tak Sesuai Taqdir