Meracik Makna Lembaran Kertas



Lembaran-lembaran itu masih tersimpan rapi dalam sebuah folder khusus. Lengkap bersama amplop yang sedikit mulai menguning dimakan usia dengan tempelan perangko berbilang tahun ke belakang dan nyaris tak pernah saya jumpai lagi saat ini. Lembaran-lembaran kertas yang sebagian besar berhiaskan sketsa burung bermesin disudut bawahnya, serta berisikan tulisan tangan dengan ragam cerita dari berbagai wajah di beberapa sudut kota diatas bumi-Nya. 

Disadari atau tidak, semua lembaran itu turut mewarnai perjalanan saya selanjutnya dalam mencintai lembaran kertas lainnya dikemudian hari. Kertas-kertas yang mewujud dalam beragam bentuk. Yang setiap harinya membuat saya tak sanggup memendam rindu untuk tidak membuka, kemudian berlama-lama menjelajahi isinya. Lembaran-lembaran kertas yang kemudian juga sanggup membuat jari jemari saya selalu ingin menggerakan pena atau keyboard, kemudian merangkai huruf demi huruf dan menumpahkan ragam kata yang berloncatan di kepala. 

Ya, lembaran kertas di masa silam yang membuat hasrat mengolah kata saya terus ingin betumbuh. Pengalaman bertukar cerita, mengalirkan motivasi, menumpahkan gundah dan resah lewat kertas-kertas yang dulu saling terkirimkan melewati panas dan hujan, bahkan menyeberangi lautan. Terbayang juga saat dulu, ketika menanti balasan surat sahabat di kejauhan untuk mendapatkan cerita kembali tentang pernik–pernik sudut kotanya yang selalu membuat rasa penasaran. Atau menunggu dengan tak sabar coretan bermakna atas rindu kepada seorang ayah yang sementara waktu harus terpisahkan jarak dan waktu. Bahkan pernah pula dikejutkan kehadiran lembaran putih yang membirukan hati, saat tulisan yang hadir ternyata tak lagi dibuat olehnya. Lembaran terakhir yang memang tertulis atas namanya, namun mengabarkan kepergiannnya untuk selama-lamanya. Episode–episode lembaran kertas yang pada akhirnya selalu merangsang kumpulan kata dan kalimat bergelombang hadir silih berganti mengisi ruang-ruang ide di kepala. 

Hingga hari ini, saya pun selalu akan terkesima dengan setiap coretan yang hadir mengisi halaman-halaman indah yang selalu saya temui dari sudut-sudut rak buku di rumah ataupun tempat-tempat lainnya. Membayangkan, bahwa suatu saat nanti, untaian kalimat dari huruf-huruf yang telah saya rangkaikan itulah yang kelak akan mengisi lembaran kertas disana. Dalam setiap ragam wujudnya yang akan menjadi saksi atas sebuah kemanfaatan yang ingin saya goreskan. 

Satu hal yang ingin saya pahatkan dalam hati, bahwa tak pernah ada sebuah episode kehidupan yang tidak memiliki hikmah didalamnya. Begitu pula dengan lembaran-lembaran kertas yang hingga kini masih diupayakan terjaga dan tak kehilangan maknanya. Walau berbilang tahun telah berlalu, makna coretan-coretan diatasnya tak pernah lekang ditelan masa. Ia terus mewarnai bait-bait hari yang dilewati. Dan ia pun memberikan sejumput energi pada diri, untuk bisa menghiasi lembaran-lembaran kertas yang akan ditemui nanti dengan milyaran aksara menggugah hati dan jiwa sesama, atas nama cinta karena-Nya. 

@feetree_ummuza


Komentar

Postingan populer dari blog ini

" Zah..Zah...Ustadzah.."

Ikatlah Semua Asa Di Langit-Nya

Saat Ikhtiar dan Doa Tak Sesuai Taqdir