Apakah Salah Bunda Meminta ?

Prolog Bunda : 
“ Mba sayang, bunda kirim email ini untuk mohon ditanggapi, apakah salah jika bunda meminta ini pada anak-anak bunda ? apakah yang bunda tulis ini akan menyakiti hati mereka ?

Tolong ya mbak, beri bunda saran. Bunda merasa kehilangan mereka. Beberapa bulan lagi, seorang putri bunda akan menikah. Tapi, sungguh, hingga detik ini bunda tidak pernah tahu, apa yang sebenarnya dikehendaki olehnya? Ketika semua proses yang akan dilangsungkan bunda tidak pernah mengerti, apakah memang seperti ini harusnya ? Bunda tidak bisa menjelaskan kepada semua kerabat bunda, kenapa harus seperti itu ? Dan semua akhirnya berjalan dengan gersang."

Putri bunda bilang ," Islam memang seperti itu, bunda.”
Tapi, kenapa dia tidak pernah mengenalkan bunda pada proses-proses seperti itu sebelumnya ?
Andai dulu bunda bisa memiliki waktu yang lama dengan mba, mungkin bunda bisa mencari jawaban lewat mba, ya? walau bunda ingin, putri bunda lah yang menjelaskannya."


Sebuah email dari seorang bunda di sudut sebuah kota (alhamdulillah, Allah pernah mempertemukan kita, ya bunda ) masuk di email saya. Email dari seorang bunda shalihah yang menumpahkan kesah, meluruhkan segenap gundah yang telah terpendam lama. Untuk putra-putrinya yang sangat ia banggakan dengan segala aktifitasnya. Dengan segala kebaikan akhlak yang mereka miliki, lautan syukur pun tak pernah lalai terlantunkan.
Namun, sang bunda pun tak kuasa meradang, tak kuasa memendam sebait asa yang hampir tak pernah mampu ia haturkan. Hanya butiran bening dalam himpit kesepian yang selalu membuncah, menganak sungai.

Beginilah ia menuliskan untuk putra-putrinya :

Anak-anakku..
Alhamdulillah, Allah memuliakan akhlakmu, Allah menjaga setiap gerak langkahmu dari kemaksiyatan. Allah mudahkan kalian merengkuh indahnya hidayah yang tidak semua manusia menikmatinya.
Syukur bunda untuk setiap pujian kata atas kalian yang mampir ke telinga bunda, karena engkau bisa menjadi teladan bagi semua orang.
Rona memerah wajah bunda kala mereka memuji kalian sebagai para da’i dan da’iyah muda yang shalih shalihah, para da’i muda yang dengan kata dan akhlaknya mampu menebar pesona iman, hingga mereka pun tanpa terpaksa mengikuti jejak keshalihan kalian. Rasanya hati bunda pun berbunga-bunga kala mereka tak sungkan bertanya , rahasia apa yang sudah bunda tahtakan pada setiap episode kehidupan kalian bersama bunda ?

Alhamdulillah, ketika dimata bunda kalian menjelma menjadi pribadi-pribadi yang tak sedetik pun mau berkubang dalam kesia-siaan amal, yang tak pernah bergeming ketika rayuan duniawi memaksamu hengkang dari kezuhudan. Bunda bersyukur saat setiap sepertiga malam, bunda pun ikut mendengar gemericik air yang membasahi wajah-wajah kalian dan bunda pun menangis haru saat melihat kalian dengan khusyunya tegak bermunajat kepada Pemilik kehidupan ini.

Selanjutnya, apatah bunda bersalah ketika harus mengungkapkan semua sesak ini ?
Dibalik rasa syukur yang terjuntai utuh kepada-Nya,ada selaksa rasa yang tersudut dalam hati bunda, sebuah perih yang semakin lama tak mampu bunda nikmati.
Saat-saat indah kalian bersama umat diluar sana, pernahkah kalian ingat ada seorang bunda dirumah yang terbata mengeja huruf demi huruf dari sebaris ayat surat cinta-Nya …?
Pernahkah engkau sadari, ada seorang bunda yang sangat rindu setiap kata-kata bertuah penuh makna yang tentunya juga bisa membuat bunda bisa lebih baik di hadapan-Nya ?
Pernahkan engkau mencoba mengingat ada bunda yang masih belum faham tentang sebuah guratan aturan-aturan syariat yang telah diperintahkannya ?

Anak-anakku..
Bunda tak pernah ingin menjadikan kalian hiasan indah disudut rumah. Bunda tak pernah mau membuat kalian seperti burung emas dalam sebuah sangkar, karena itu pula bunda tak pernah marah ketika kalian meminta ijin untuk bisa berkarya diluar sana. Bunda pun tak pernah akan melarang kalian untuk membentuk diri sebagai manusia shalih seperti yang diperintahkan-Nya, karena bunda tahu,bunda tak se-shalih mereka, bunda tak memilki ilmu yang berlimpah. Bunda hanya mampu memberikan kasih dan sayang, perhatian dan lautan cinta untuk kalian , serta doa yang mampu bunda panjatkan agar kalian menjadi hamba-hamba terpilih-Nya.

Jika dengan meminta ini, maka bunda akan dikatakan sebagai ibu yang terlaknat, ibu yang tak ikhlas menemani hari-hari bersama kalian,biarlah !
Bunda hanya meminta ilmu dari kalian, perhatian seperti yang begitu sempurna telah kalian berikan pada umat diluar sana. Bunda hanya meminta, temani bunda shalat malam, ajarkan bunda ayat-ayat cinta-Nya, kenalkan bunda pada keindahan akhlak yang dicontohkan oleh Rasulullah, beritahu bunda apa yang harusnya bunda lakukan agar bisa meraih indahnya arti Iman dan Islam.
Bunda pun ingin merasakan nikmatnya menjadi hamba yang ikhlas, hamba yang shalihah, hamba yang senantiasa bisa mendekatkan diri kepada-Nya. Bunda juga  ingin menjadi lebih baik.

Jangan biarkan bunda sendiri mengeja baris demi baris setiap hikmah dari-Nya
Bolehkah bunda meminta itu ?



Semoga tulisan ini bisa menjadi pelajaran untuk kita. Mungkin kita terlalu menikmati dunia ukhuwah diluar sana, menempa diri bersama sahabat-sahabat shalih/shalihah, tanpa kita sadari da’wah kita terhadap keluarga nyaris tak pernah kita lakukan. Ingatkah kita akan da’wah Rasulullah, uswah tercinta, saat da’wah pertama kali diperintahkan, maka istri dan keluarga terdekatnya-lah yang pertama dijadikan tujuan . Karena sunnatullah pun berlaku ,keluarga atau tetangga terdekat lah yang akan menjadi pilar kokoh pendukung aktifitas kita yang lebih luas .

- Untuk seorang bunda , semoga kita dapat dipertemukanNya kembali  -

@fitry_ummuza


Komentar

Postingan populer dari blog ini

" Zah..Zah...Ustadzah.."

Ikatlah Semua Asa Di Langit-Nya

Saat Ikhtiar dan Doa Tak Sesuai Taqdir