Yang Tidak Terlihat

Melihat bata-bata yang menumpuk di depan rumah tetangga yang sedang direnovasi, pikiran saya menerawang tentang tugas si bata-bata merah itu. Kecil, namun sebenarnya begitu sangat berarti. Andai bangunan itu tak ditopang si bata-bata merah yang tersusun rapi, saling merekat satu sama lain, tentulah takkan terwujud sebuah bangunan megah dan indah.

Pada sebuah bangunan megah dan indah itu, bata-bata merah memang tidak akan  terlihat lagi wujudnya. Karena memang kemudian pada umumnya ia akan tertutup semen dan cat. Yang akan terlihat dari sebuah bangunan megah adalah atap, pintu, jendela, pagar, atau cat luar yang indah , bukan si bata merah yang merupakan pondasi penopang bagian-bagian rumah tersebut.

Namun, saat sebuah bangunan roboh, yang pertama kali akan ambruk dan jatuh adalah atap, tiang-tiang penyanggga serta pernik-pernik bangunan tersebut. Sedangkan si bata merah, seringkali dialah yang terus berusaha kokoh menahan bangunan itu untuk tetap berdiri.
MasyaAllah, begitulah istimewanya si bata merah.

Ia membentuk sebuah bangunan dengan indahnya, hingga decak kagum pun ramai datang menghampiri megahnya bangunan.Tapi, tengoklah si bata merah yang tetap kukuh menunaikan tugasnya menopang bangunan untuk tetap kokoh. Walaupun dia harus tersekap dalam polesan semen dan cat yang menyembunyikan merah rupanya.

Belajar dari bata-bata merah, sekali lagi adalah belajar tentang keikhlasan. Keikhlasan untuk menyokong, mendukung serta membuat tegak sebuah bangunan kerja manusia, tanpa dia ingin memperlihatkan dirinya. Padahal, tanpa dia kerja-kerja itu tidak akan bisa berjalan dengan sempurna. Belajar dari bata merah pula adalah mengingatkan kepada kita semua, bahwa hal-hal yang kita anggap kecil, terkadang itulah yang membuat semuanya bisa mewujud dengan sempurna. Seperti halnya melihat sebuah pakaian indah, yang tidak akan bisa mewujud tanpa ada sehelai benang atau jarum. Atau sayur sop yang sudah lengkap dengan aneka ragam bahan sayuran, ditambah potongan daging sapi plus bawang goreng, tetap saja tidak sempurna rasanya tanpa dibubuhi sepercik garam.

Hal-hal kecil, yang terkadang kita abaikan, bahkan dilupakan. Hal kecil yang seringkali tidak kita berikan apresiasi. Kita lebih sering melihat pada wujud yang besar dan tampak, kemudian menyepelekan hal yang kecil, nyaris tak terlihat. Maka dalam sebuah kerja, sesungguhnya kita tidak bisa menafikan siapapun yang berkontribusi didalamnya, sekecil apapun tugas dan dimanapun posisi mereka. Karena, seringpula yang kecil tersebut adalah penyempurna, yang akan membuat sebuah kerja itu layak dibanggakan.


@fitry_ummuza



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

" Zah..Zah...Ustadzah.."

Ikatlah Semua Asa Di Langit-Nya

Saat Ikhtiar dan Doa Tak Sesuai Taqdir